IMIP
KABAR OPINI

Remaja Mabuk Kecubung, Buah Kebebasan Perilaku

×

Remaja Mabuk Kecubung, Buah Kebebasan Perilaku

Sebarkan artikel ini
Zulfa Khaulah (Aktivis Dakwah Muslimah)
Zulfa Khaulah (Aktivis Dakwah Muslimah)

Generasi hanya dipahamkan bahwa pendidikan untuk menghasilkan cuan, maka terbentuklah generasi matrealistis dan hedonis. Maka ketika mereka dihadapkan dengan masalah hidup mengonsumsi alkohol menjadi pelarian.

Selain itu, negara yang seharusnya menjadi pelindung dan penjaga bagi rakyatnya justru melegalkan produksi dan distribusi minuman keras dengan alasan sebagai sumber pendapatan negara melalui pajak.

Beginilah realitas kehidupan  di sistem sekuler kapitalis yang memandang bahwa segala sesuatu yang mendatangkan keuntungan akan terus diproduksi meskipun haram, membahayakan bagi kesehatan dan menimbulkan masalah sosial di kalangan generasi.

Islam memperingatkan minuman beralkohol dalam Al-Qur’an (khamr) mendatangkan banyak kemudharatan.

Allah ﷻ menyebut alkohol dan judi bisa memunculkan permusuhan dan kebencian antar orang beriman, memalingkan mukmin dari mengingat Allah ﷻ dan melalaikan shalat. Bahkan Allah ﷻ menyifati alkohol dan judi dengan kata “rijsun” yang berarti kotor, perbuatan setan dan sebagainya. Hal tersebut mengisyaratkan dampak yang buruk dari minuman beralkohol.

Islam menjaga generasi dan manusia agar tidak terjerumus pada minuman beralkohol dengan penerapan tiga pilar, yaitu:

Pertama, pilar ketakwaan Individu. Islam membentuk ketakwaan individu masyarakat dengan akidah Islam yang kokoh. Didukung oleh sistem pendidikan Islam yang membentuk kepribadian Islami pada diri generasi. Individu yang bertakwa akan pandai memilih teman yang baik untuk dijadikan sahabat. Sebab dalam Islam teman adalah cerminan diri. Sebagaimana Sabda Nabi ﷺ:

“Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.”(HR Al-Bukhari dan Muslim).

Kedua, pilar kontrol masyarakat. Masyarakat yang memahami syariat Islam akan saling menasehati dalam kebaikan dan mencegah kemaksiatan. Sebab, masyarakat dalam Islam paham pentingnya hal tersebut. Sebagai upaya untuk meraih ridha Allah ﷻ dengan ketaatan dan menjauhkan dari murka Allah ﷻ akibat kemaksiatan yang dilakukan manusia.

Tiga, pilar Negara. Negara berperan penting untuk mewujudkan pilar individu dan masyarakat.  Negara dalam Islam bertugas untuk mengurusi segala urusan rakyatnya, termasuk dengan menjaga dan melindungi generasi dari kerusakan minuman beralkohol.

Negara menerapkan sistem pendidikan Islam sebagai sarana edukasi dan pembentukan kepribadian Islami, generasi mulia, tangguh dan produktif.

Negara juga menerapkan sanksi yang tegas dan memberikan efek jera agar orang lain tidak melakukan hal yang sama (jawazir)  serta sebagai penebus dosa dan tidak akan dimintakan pertanggungjawaban lagi di akhirat (jawabir).

Jadi, Islam telah menawarkan solusi terbaik untuk manusia dalam menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah ﷻ yang Maha Pencipta sekaligus Pengatur.

Dalam menegakkan tiga pilar tersebut dibutuhkan penerapan syariat secara menyeluruh dalam segala bidang kehidupan. Dengan demikian, kehidupan manusia akan terarah dan berkah serta  memperoleh keselamatan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Wallahu a’lam bishawab.

Oleh: Zulfa Khaulah (Aktivis Dakwah Muslimah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *