Oleh Zulfa Khaulah (Aktivis Dakwah Muslimah)
KABAR LUWUK – Childfree Jadi Tren, Buah Makin Tinggi Beban Kehidupan. Jadi Tren, Buah Makin Tinggi Beban Kehidupan. Fenomena Childfree mulai ramai diminati bahkan menjadi tren di kalangan perempuan. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang telah melakukan survei kepada kelompok perempuan dan ditemukan 71 ribu perempuan berusia 15 sampai 49 Tahun tidak ingin memiliki anak atau Childfree. (Detik Health, 12/11/2024)
Saat ini, satu dari 1000 perempuan di Indonesia diketahui memilih Childfree. Hal itu menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan terutama pada kalangan perempuan muda yang banyak memilih Childfree.
Tren Childfree merupakan dampak besar pada perubahan cara pandang perempuan terhadap peran mereka dalam keluarga dan masyarakat.
Ada beberapa faktor perempuan memilih untuk tidak memiliki anak atau Childfree. Mulai dari pertimbangan ekonomi, hingga gerakan kesetaraan gender dan pergeseran cara pandang perempuan.
BPS juga mencatat fenomena Childfree meningkat di wilayah Urban dengan Jakarta mencapai angka tertinggi 14,3 persen. Tren ini semakin kuat pasca-pandemi Covid-19. Perempuan lebih memilih fokus pada karir atau pendidikan karena ekonomi dan kesehatan.
Faktor lain yang memengaruhi adalah biaya hidup yang tinggi dan ketidakpastian akan masa depan membuat pasangan suami istri memilih untuk menunda bahkan tidak memiliki anak.
Meskipun pilihan untuk tidak memiliki anak adalah hak pribadi, namun negara seharusnya memperhatikan dampaknya terhadap keberlanjutan generasi penerus. (Rri.co.id, 15/11/2024)
Childfree Wujud Kehidupan Sekuler
Childfree adalah wujud dari kehidupan sekuler yang hakikatnya memisahkan agama dari kehidupan. Ide Childfree lahir dari feminisme dan sistem kapitalisme. Pola pikir liberal yang diaruskan oleh kapitalisme telah menyebabkan perubahan cara pandang perempuan terhadap perannya dalam kehidupan.
Gerakan kesetaraan gender dari feminisme masif di promosikan pada kalangan perempuan muda, sehingga mendorong perempuan mengambil konsep my body my choice atau tubuhku pilihanku dan mereka bebas untuk memilih punya anak atau tidak.