KABAR LUWUK – Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan (Pemkab Bangkep), Sulawesi Tengah, mulai melakukan kajian pengembangan rumput laut di daerah itu. Untuk menopang pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah.
“Pemda berharap masyarakat dapat mengoptimalkan berkah potensi kelautan tanpa merusak alam, salah satunya yakni dengan membudidayakan rumput laut,”. Kata Bupati Banggai Kepulauan Ihsan Basir, dihubungi dari Palu, Kamis.
Pemkab Bangkep, kata dia, saat ini sedang melakukan kajian. Diawali dengan seminar pengembangan potensi rumput laut dan aspek sosial ekonomi berbasis geospasial.
Dalam pelaksanaan kajian pengembangan rumput laut, ujar Bupati, Pemkab Bangkep melibatkan Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan harapan, kajian yang dihasilkan dapat diterapkan dan dapat membawa manfaat bagi masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan terutama petani rumput laut.
“Kajian untuk pengembangan rumput laut oleh tim ahli sangat perlu, sehingga harapan kami dengan hasil kajian yang matang. Maka arah pengembangan budidaya rumput laut semakin terarah dan tepat sasaran,” sebut Bupati.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Sulteng melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng. Bahwa Kabupaten Banggai Kepulauan menjadi kabupaten yang produksi rumput laut sangat tinggi mencapai 800.000 ton per tahun.
Bangkep kawasan industri kelautan
Atas potensi ini, Pemprov Sulteng menjadikan Kabupaten Banggai Kepulauan masuk dalam pengembangan kawasan industri kelautan dan perikanan halal.
“Adapun peluang permintaan rumput laut cukup terbuka, rumput laut menjadi material mentah dari produk, baik itu produk pangan maupun non pangan. Saya berharap, seluruh OPD Pemkab Bangkep saling bersinergi untuk meningkatkan kuantitas hasil rumput laut kita, serta meningkatkan kualitas secara maksimal,” katanya.
Ia menambahkan pengelolaan sektor unggulan daerah meliputi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi prioritas yang masuk dalam agenda pembangunan.
“Iya, sektor unggulan ini diprioritaskan untuk percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah,” kata Ihsan Basir. (ANTARA)