Oleh Lady D. Khartiono.,S.Pi.,M.Si
KABAR LUWUK, BANGGAI – Minggu kedua bulan desember, Fakultas Perikanan mengadakan kegiatan Praktek Terpadu bersama mahasiswa dari semester 1 hingga semester 5. Rangkaian praktek dilakukan bersamaan dengan kegiatan lainnya yaitu sosialisasi tentang “Dunia Perikanan” di SMU 1 Batui, penyuluhan kepada pembudidaya air tawar-payau lokal dan terakhir penanaman mangrove sebagai mitigasi bencana dan kelangsungan ekosistem mangrove.
Selama 3 hari, kami menginap dan bersosialisasi di desa Sisipan, Kecamatan Batui. Mengenal kecamatan yang jaraknya sekitar 60 km dari Kota Luwuk, desa yang terkenal dengan kilang gas buminya. Dulu, desa ini pernah menjadi tujuan praktek lapang mahasiswa perikanan dari kota lainnya. Tambak-tambak yang memadai oleh perusahaan besar dan petani tambak lokal adalah sasaran pembelajaran para mahasiswa.
Tambak ini dulunya terbesar seindonesia timur, kata seorang penyuluh perikanan di desa itu, Awal Y. Alepu. Namun kegiatan tambak-tambak tersebut terhenti karena serangan white spot yang sempat mengganas di tahun 2005 silam. Meskipun begitu, saat ini masyarakat pembudidaya tambak udang mulai antusias kembali membenahi usaha tambak udang mereka tetapi memerlukan pendampingan sehingga bisa memperhatikan aspek keberlanjutan, yang artinya budidaya yang ramah lingkungan.
Usaha-usaha budidaya tradisional seperti ikan mas dan ikan lele juga mulai diminati. Beberapa masyarakat yang pekerjaan utamanya adalah petani padi mulai mengerjakan usaha sampingan budidaya di kolam tradisional.
Banyaknya sumber air tawar menjadi salah satu alasan utamanya. Untuk itulah dilakukan beberapa penyuluhan bersamaan dengan kegiatan praktek terpadu tersebut. Penyuluhan pertama dengan pembicara Dekan Fakultas Perikanan, Ir. Tasruddin, M.Si tentang Kelayakan Lokasi dan Lingkungan Perairan, selanjutnya oleh ahli penyakit ikan Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk Yanti Muthalib, S.Pi., M.Si, lalu saya_Lady Diana Khartiono, S.Pi.,M.Si ahli Nutrisi Pakan, dilanjutkan oleh Erwin Wuniarto, S.Pi.,M.Si ahli bidang Teknologi dan Manajemen Pakan Ikan. Terakhir oleh Abdul Gani, S.Pi.,M.Si seorang dosen peneliti ikan Hias Perairan Sungai dan Danau di wilayah Sulawesi Tengah. Penyuluhan dihadiri masyarakat kelompok pembudidaya, Lurah dan mantan Lurah Sisipan, penyuluh perikanan desa Batui-Toili, masyarakat sekitar dan mahasiswa perikanan UML.
Di hari terakhir, kami melakukan penanaman mangrove untuk memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove. Fungsi ekologisnya sebagai tempat perlindungan dan pembesaran juvenil udang, kepiting, ikan dan moluska tidak akan lepas dari pengkajian tentang lahan budidaya tambak yang ramah lingkungan.
Mangrove juga sebagai tempat bersarang dan migrasi utama ratusan spesies burung yang tentunya banyak terdapat di wilayah Batui. Selain itu, keberadaan mangrove dalam fungsinya untuk mitigasi perubahan iklim diantaranya kemampuannya dalam penyerapan karbondioksida, pencegahan erosi dan abrasi. Mangrove juga menjadi peluang terbesar sebagai penghambat lajunya gelombang tsunami yang belakangan menjadi momok masyarakat daerah pesisir. Peluang mangrove dalam berbagai fungsi tersebut tentunya sangat bergantung dari kesadaran masyarakat di daerah tersebut.
Selama kegiatan berlangsung kami juga berbagi banyak pengalaman dan kebersamaan antara dosen-dosen dan para mahasiswa. Kami mengembangkan banyak sekali interaksi positif seperti persahabatan, pemahaman alam dan lingkungan dengan harapan pertumbuhan karakter induvidu terbangun dengan baik bagi mahasiswa perikanan. Harapan lainnya adalah suka duka selama kegiatan ini akan menjadi ingatan-ingatan manis di masa akan datang sebagai penyemangat dalam peningkatan perikanan Indonesia. ***