KABAR LUWUK –Fadli Zon, Terkait Palestina, Barat Telah Kehilangan Kompas Moral. Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen DPR RI Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc menilai Dunia Barat telah kehilangan kompas moral dalam menegakkan keadilan di dunia internasional, khususnya di Palestina.
“Barat menganut standar ganda. Ketika orang-orang Ukraina melakukan perlawanan terhadap Rusia disebut sebagai para pejuang, namun orang-orang Palestina yang melakukan perlawanan terhadap invasi Israel disebut sebagai teroris,” katanya di Jakarta, Rabu (3/7/2024).
Fadli Zon mengemukakan keterangan tersebut dalam acara Konferensi Internasional dengan tema “Supporting Free Palestine, Preventing Genocide” (Mendukung Palestina Merdeka, Mencegah Genosida) yang digelar di Aula Kasman Singodimedjo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ).
Konferensi internasional tentang Palestina itu sendiri dibuka oleh Wakil Dekan II Djoni Gunanto M.Si, dilanjutkan pembicara utama Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si.
Selain Fadli Zon, pembicara lainnya adalah Pejabat Direktur Timur Tengah Kemlu Witjaksono Adji dan Direktur The Asia Middle East Center for Research and Dialogue (AMEC) Muslim Imran Ph.D.
Selain itu hadir Duta Besar Indonesia Untuk Mesir 2016-2020 Helmy Fauzi dan Dosen Magister Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Asep Setiawan, MA, sedangkan moderator adalah Ali Noer Zaman, MA dari FISIP UMJ.
Fadli Zon lebih lanjut mengemukakan, apa yang terjadi di Palestina saat ini bukanlah perang, tetapi agresi militer dan genosida (pemusnahan etnis) yang dilakukan tentara Israel terhadap warga Gaza, Palestina.
Tindakan Isarel itu merupakan aksi penjajahan, kejahatan kemanusiaan, genosida dan pelanggaran HAM berat. Selain itu Israel melakukan aneksasi wilayah secara ilegal, perampasan tanah, pelarangan ibadah dan penutupan Masjid Al-Aqsa.
Tetapi anehnya, menurut Fadli Zon, media Barat dalam saat tertentu menyebut Israel sebagai korban dari serangan Palestina, dan bukan sebaliknya justru Palestina korban kebutralan Israel.
Sebelumnya, Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si menyatakan, biang kerok sesungguhnya dari terjadinya tindakan genosida di Palestina ada pada PBB, terutama Dewan Keamanan PBB, dimana lima negara anggotanya memiliki hak veto.
“Dengan adanya hak veto itu maka pelanggaran di Gaza masih terus berlangsung sehingga diperlukan apa yang disebut reformasi tatakelola PBB,” tegasnya.