KABAR OPINI

Adakah Prospek Perkembangan Ekonomi Islam Dibawah Pemerintahan Prabowo?

496
×

Adakah Prospek Perkembangan Ekonomi Islam Dibawah Pemerintahan Prabowo?

Sebarkan artikel ini
Muhammad Akhyar Adnan PhD., MBA., SE., Ak., CA., CRP., CIB., adalah Dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Yarsi.( Foto Pribadi)
Muhammad Akhyar Adnan PhD., MBA., SE., Ak., CA., CRP., CIB., adalah Dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Yarsi.( Foto Pribadi)

Namun, di sisi lain bagi penulis ketika itu terbersit sedikit harapan bahwa Cawapres ini masih punya ‘perhatian’ kepada pengembangan ekonomi Islam.

Namun, penunjukan Thomas Djiwandono sebagai Wamenkeu dan [mungkin] nanti akan menggantikan Sri Mulyani, membuat pertanyaan GIEI betul-betul sebatas gimmick yang dangkal, tidak bermutu, dan diangkat untuk sekedar mempermalukan Muhaimin Iskandar saja. Lho, kenapa demikian?

Mari kita analisis sedikit lebih jauh. Menkeu saat ini, Sri Mulyani seorang ekonom Muslimah, dan sudah pula diangkat sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) sekaligus Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), keduanya di tingkat pusat atau nasional, tidak tampak banyak mengangkat sistem ekonomi Islam di tanah air.

Dua dekade dia mengelola ekonomi di Indonesia, tidak dapat menaikkan market share ekonomi Islam yang cenderung stabil rendah. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara yang mayoritas (85 persen) penduduknya Muslim.

Sebaliknya, bisakah kita berharap kepada seorang Thomas Djiwandono, selain masyarakat sudah memasalahkan (a) kapasitas, (b) pendidikan, (c) pengalaman, dan (d) hubungan istimewa (baca: nepotisme)-nya dengan Prabowo akan melahirkan kebijakan yang mendukung kemajuan ekonomoi Islam?

Apalagi Thomas Djiwandono bukan seorang Muslim. Memang ke-Islam-an seseorang (seperti halnya Sri Mulyani) tidak menjamin bahwa yang bersangkutan tidak atau pro dengan ekonomi Islam.

Tetapi keyakinan yang dianut Djiwandono membuat kita terlalu sulit untuk berharap bahwa akan lahir kebijakan-kebijakan ekonomi nasional yang bernafaskan Islam dalam bentuk substansif. 

Dalam periode kedua Jokowi ini, rasanya masih ada sedikit hiburan bahwa Wapres Ma’ruf Amin, selain bergelar ‘Kyai’, juga mempunyai perhatian cukup besar kepada ekonomi Islam, walau masih lebih terkesan dalam bentuk seremonial saja.

Nah, apa yang nanti bisa diharapkan dari Wapres yang, ternyata di ruang kerjanya sangat banyak mainan, dan mengindikasikan kualitas sebenarnya siapa dia?

Jadi, pantaskah kita pesimistis dengan prospek ekonomi Islam di masa depan dengan kualitas Menteri Keuangan seperti itu, dan kaliber Wapres yang memang jauh panggang dari api?  Semoga saja dalam hal ini saya salah.

Waalahu a’lam bisshowab.   

Oleh  : Muhammad Akhyar Adnan PhD., MBA., SE., Ak., CA., CRP., CIB., adalah Dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Yarsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *