Catatan oleh : Irwan K Basir (Pemimpin Redaksi KABAR LUWUK)
KABAR LUWUK – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Banggai tahun 2024 semakin menarik untuk diikuti. Sampai saat ini telah ada tiga kandidat bakal calon bupati yang hangat jadi pembicaraan masyarakat Banggai.
Petahana Bupati Banggai Amirudin Tamoreka digadang-gadang tetap maju pada kontestasi pesta demokrasi lima tahunan ini. Hanya saja banyak pertanyaan muncul ke permukaan, kendaraan politik apa yang bakal ditumpanginya guna mematahkan mitos belum pernah ada satu bupati menjabat dua periode dalam Pilkada Banggai.
Berkaca pada Pilkada sebelumnya Amirudin kala itu berhasil meraih suara terbanyak dan terpilih menjadi Bupati Banggai berpasangan dengan Furqanuddin Masulili dengan mengendarai perahu koalisi Nasdem, Gokkar, PKB dan Hanura.
Namun sejumlah pengamat politik di daerah ini berpendapat koalisi yang sempat mengantar AT-FM ini ke tampuk kekuasaan bakal pecah. Sehingganya Amirudin Tamoreka secepatnya harus bisa meraih satu kendaraan politik yang bisa membawanya dalam pesta demokrasi ini.
Golkar peraih 11 kursi pada Pileg 2024 disebut sebagai salah satu incaran yang mesti direbut dan tidak boleh lepas dari tangan guna memastikan dirinya bisa ikut dalam hajatan akbar ini. Pasalnya jika Amirudin mampu merebut rekomendasi Golkar maka tanpa perlu koalisi, Ia telah bisa melenggang bertarung pada Pilkada Banggai ini.
Berdasarkan surat penugasan partai Golkar memang nama Amirudin Tamoreka dituliskan untuk menjadi bakal calon kepala daerah di Pilkada Banggai bersama nama lainnya yakni Beniyanto Tamoreka dan Samsul Bahri Mang untuk kemudian mereka bakal melalui sejumlah tahapan hingga akhirnya mendapat rekomendasi partai.
Sulianti Murad ketua DPC partai Gerindra Kabupaten Banggai saat ini telah memastikan diri untuk berkontestasi pada Pilkada Banggai 2024. Sangat santer disebut namanya bakal mengendarai perahu milik Prabowo Subianto presiden terpilih pada Pilkada Banggai nanti. Meraih 7 kursi di DPRD Banggai sebagai syarat pengusung membuat anak pengusaha Murad Husain ini dapat melenggang mulus pada pertarungan akbar ini.
Tidak hanya itu, Sulianti Murad juga digadang bakal memperoleh dukungan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengantarkan Prabowo – Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Signal itu cukup kuat, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto seusai pengarahan pada bakal calon kepala/wakil kepala daerah dari Golkar menyampaikan, prioritas partainya mempertahankan koalisi partai saat Pilpres 2024 di Pilkada serentak nasional pada November 2024 mendatang.
Partai Amanat Nasional (PAN) melalui Sektretaris Jenderal Eddy Soeparno pun mengemukakan hal senada dengan Golkar. Partainya tetap akan mengusung koalisi serupa dalam menghadapi Pilkada serentak 2024 nanti. Alasannya jika calon yang diusung nanti berhasil jadi pemenang maka dapat memperkuat tercapainya sasaran agenda ekonomi dan pembangunan nasional yang telah dirancang Prabowo – Gibran.
Langkah Sulianti Murad mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik di Banggai membentuk koalisi pada Pilkada Banggai 2024 dinilai sangat elegan. Hal ini tentu saja akan menambah kekuatan dan kepercayaan masyarakat Banggai memberikan hak konstitusi mereka padanya.
Kemenangan Prabowo – Gibran sebagai presiden terpilih juga jadi limpahan kekuatan dan amunisi yang bakal meningkatkan performa Sulianti Murad menyongsong Pilkada Banggai. Jika nantinya dirinya terpilih memimpin Banggai selama lima tahun mendatang sudah bisa dipastikan arah pembangunan dan peningkatan ekonomi akan sejalan bahkan bisa dibilang bakal mulus. Mengingat sebagai ketua DPC partai Gerindra Kabupaten Banggai menjadi tiket emas bertemu langsung ketua umum yang juga presiden terpilih negara ini.
Nama terakhir yang cukup ramai dibahas guna bertarung dalam Pilkada nanti yakni Herwin Yatim, sebagai mantan Bupati Banggai langkahnya dinilai sejumlah pihak bakal berat untuk berhasil lolos dalam perhelatan pesta demokrasi ini. Mengingat PDIP sebagai kendaraan politik utama mantan bupati ini pada Pileg Banggai 2024 tidak memenuhi syarat sebagai partai tunggal untuk mengusungnya maju pada Pilkada. Herwin setidaknya butuh koalisi sejumlah partai, apalagi saat ini sejumlah parpol yang sempat menjadi pengusungnya pada Pilkada silam telah berafiliasi dengan bakal calon lainnya.
Hanya saja politik itu dinamis, satu detik saja segala konstelasi dan keputusan dapat berubah, sehingganya benar jika dikatakan Pilkada Banggai itu setiap tahunnya menarik untuk dicermati.
Titik akhir nanti kita lihat siapa saja yang bakal memegang mandat parpol bertarung memimpin Banggai selama lima tahun mendatang. Apakah ada nama baru dalam Pilkada Banggai ataukah tiga nama saja yang sudah saya sebutkan di atas, bahkan bisa dan tidak menutup kemungkiinan terjadinya head to head. Namun pastinya dan belum ada sejarah pada Pilkada Banggai ada kandidat melawan kotak kosong. (***)
