KABAR NASIONAL

Siti Kamilah “Women Hero” dari Pulau Anambas Menuju Panggung Global

281
×

Siti Kamilah “Women Hero” dari Pulau Anambas Menuju Panggung Global

Sebarkan artikel ini

KABAR LUWUK – Di tengah gemuruh diskusi industri energi dalam ajang Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025, satu sosok perempuan tampil menginspirasi.

Women Hero ini adalah Siti Kamilah, guru SMPN 3 Putik di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Menjadi wilayah terluar, terjauh dan terpencil Indonesia yang selama ini kurang mendapat sorotan.

Siti Kamilah “Women Hero” dari Pulau Anambas Menuju Panggung Globa

Berjalan apalagi berlari tidak akan bisa dilakukan tanpa langkah kecil. Hal itu membuat sekolah tempatnya mengabdi kini menjadi sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten menuju global.

Pada ajang IPA CONVEX 2025 wanita kepala keluarga ini bercerita masa awal dirinya mengajar di wilayah sulit air itu.

Siti Kamilah “Women Hero” dari Pulau Anambas Menuju Panggung Globa

“Saat pertama tiba di sekolah ini, saya hanya melihat sampah di mana-mana, gersang, krisis air bersih, dan sangat sulit menanam pohon karena sekolah kami berada di daerah pesisir,” tuturnya dengan suara bergetar mengingat masa awal.

Timbul tekadnya untuk mengubah semua itu. Melalui dukungan MedcoEnergi, SMPN 3 Putik kini menjadi bagian dari program Sekolah Adiwiyata, sekolah pembelajaran inisiatif pembentukan generasi peduli lingkungan yang menyasar sekolah-sekolah di wilayah operasional MedcoEnergi.

“Tahun 2015 pihak MedcoEnergi datang ke sekolah kami dan membantu mengintegrasikan isu lingkungan ke dalam kurikulum, tujuannya bisa diimplementasikan oleh guru dan siswa,” jelas Siti.

Kini Siti menjadi penggerak utama transformasi sekolahnya, menjadikan SMPN 3 Putik jadi sekolah hijau yang membanggakan.

Siti Kamilah “Women Hero” dari Pulau Anambas Menuju Panggung Globa

Suatu kebanggan menjadi bagian dari transformasi ini. Membandingkan saat pertama bertugas di sekolah ini pasti sudah sangat jauh berbeda. Harapan saya program seperti ini dapat diimplementasikan di seluruh sekolah di Indonesia,” tambahnya.

Program Sekolah Adiwiyata yang didorong MedcoEnergi ini bukan hanya sebatas pelatihan guru atau penyediaan sarana prasarana ramah lingkungan, namun juga membentuk budaya peduli lingkungan hidup di lingkungan sekolah berkelanjutan.

Siti Kamilah “Women Hero” dari Pulau Anambas Menuju Panggung Globa

“Melalui sekolah Adiwiyata ini kami ingin mendukung terwujudnya sekolah ramah lingkungan yang melahirkan generasi peduli lingkungan yang berkelanjutan,” ucap Kemal A. Massi, Manager Field Relations & Community Enhancement Block B MedcoEnergi.

Ditambahkan Kemal, sekolah adalah titik awal pembentukan karakter generasi muda penerus bangsa yang sejak dini harus sadar akan keberlanjutan lingkungan sekitar.

Kolaborasi dan kerjasama intens itu akhirnya membuahkan hasil, hal nyata terlihat volume sampah di sekolahnya berkurang 40%, penggunaan listrik dan air menurun hingga 25%, dan ekosistem pesisir mulai pulih berkat penanaman 200 bibit mangrove. Siswa dan guru juga semakin aktif dalam kegiatan lingkungan sekitar.

Siti Kamilah sengaja dihadirkan pada ajang IPA Convex 2025, sebagai bukti nyata keberhasilan program kepedulian sosial perusahaan. Saat ini SMPN 3 Putik telah menyabet predikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten, dan terus menorehkan prestasi dalam bidang edukasi dan inovasi lingkungan.

Siti Kamilah bisa diberikan predikat ‘women hero” karena tidak saja menjadi saksi perubahan, tapi agen utama transformasi itu. Sosoknya kini menjadi simbol perjuangan perempuan di wilayah terluar, terjauh dan terpencil yang dapat membawa perubahan berkelanjutan dari tingkat lokal menuju pengakuan global.

Siti Kamilah, “women Hero” dari Pulau Anambas ini telah membuktikan bahwa dengan semangat, kolaborasi dan tekad dapat membawa perubahan.

Dari Pulau Anambas, Siti Kamilah mengirimkan pesan kuat ke dunia: bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan pendidikan bisa tumbuh bahkan dari tempat yang paling terpencil.

Siti Kamilah adalah bukti nyata bahwa kepahlawanan masa kini bisa lahir dari ruang kelas, dan perubahan besar bisa dimulai dari hati seorang guru. (Ikb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *