Bawaslu-ads
BanggaiKABAR DAERAHTerkini

Security Pertamina EP Meninggal Saat Kerja, Keluarga Minta Polisi Lakukan Penyelidikan

872
×

Security Pertamina EP Meninggal Saat Kerja, Keluarga Minta Polisi Lakukan Penyelidikan

Sebarkan artikel ini

Dugaan terkait pidana atau terpapar CORONA? Belum ada penjelasan resmi pihak Pertamina EP

KABAR LUWUK, BANGGAI – Berita duka menyelimuti keluarga  I Ketut Nuriadita (49), warga Desa Mekar Sari, Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Banggai.   Security di Pertamina EP ini ditemukan kejang-kejang dalam pos jaga dan meninggal dunia pada Jumat (22/5/2020) sekira pukul 14.00 wita saat tengah dalam perjalanan ke Puskesmas. Menyikapi hal itu I Made Sudama yang merupakan kakak korban meminta agar pihak Kepolisian melakukan penyelidikan atas meninggalnya kerabatnya itu.

Menurut keterangan sejumlah saksi mata menyebutkan I Ketut Nuriadita atau biasa disapa pak titik pada hari itu awalnya terlihat sehat dan bugar. Namun pada sekira pukul 14.00 wita dirinya kejang-kejang di pos security Pertamina EP dan sempat mengeluarkan cairan berbusa dari mulutnya hingga akhirnya harus dilarikan ke klinik perusahaan itu sebelum akhirnya di rujuk ke Puskesmas. Sayangnya saat dalam perjalanan itu pak titik mengehembuskan nafas terakhirnya.

Sejumlah kecurigaan pun bermunculan, termasuk pihak keluarga yang meminta agar polisi melakukan penyelidikan atas meninggalnya adik dan saudara mereka itu. Ditengarai security pada Pertamina EP ini meninggal dengan tidak wajar, hal itu mendasari sejumlah kejanggalan pada tubuh korban serta masih segarnya korban saat meninggalkan rumah ke tempat kerja.

Abon salah seorang karyawan yang juga security mengatakan, korban pada hari itu tidak mengeluhkan adanyas akit, hanya saja korban saat itu terlihat seperti biasa membawa makanan sendiri. Pada sekira pukul 12.00 wita, dirinya izin kepada korban untuk melaksanakan sholat, saat selesai sholat korban terlihat kejang-kejang dan telah dibawa oleh kendaraan Ambulance.

“Sejak pagi tidak terlihat korban makan, saya tidak lihat dia makan mungkin waktu sementara saya sholat dia makan saya tidak tahu. Tidak ada tanda-tanda sakit atau mengeluh sakit, bahkan saya sempat bercanda dan tertawa-tertawa dengan pak titik. Tidak ada tanda-tanda korban akan meninggal,” katanya sembari membenarkan bahwa kejadian itu sudah diketahui oleh pimpinan security.

Keterangan yang sama disampaikan Samsudin Lajali, karyawan di PT Kota Minyak sebagai driver yang menyaksikan secara langsung I Ketut Nuriadita meregang nyawa. Diceritakan Samsudin, saat itu dirinya hendak masuk ke areal Pertamina EP mengendarai mobil, seperti biasa untuk memberikan tanda agar security membuka pintu portal, dirinya membunyikan klakson. Namun sudah lebih dari lima kali pintu portal belum juga dibuka.

Samsudin mengira I Ketut Nuriadita saat itu tengah bercanda sehingga ia kemudian coba melongok kedalam pos, saat melihat kedalam pos nampak korban sudah dalam keadaan kejang-kejang tergelatak dibawah dalam keadaan terlentang. Melihat hal itu Samsudin lalu berteriak memanggil teman-temannya untuk membantu korban. Saat itu korban dibawa ke klinik guna menjalani perawatan hingga akhirnya harus di rujuk ke Puskesmas menggunakan mobil ambulance. Sayangnya korban meninggal saat dalam perjalanan.

“Belum ada tanda-tanda busa saya lihat, cuma badanya saat itu agak gemetar seperti kejang-kejang. Saya lalu memanggil teman-teman yang lain untuk membantu, korban lalu diangkat ke klinik. Korban saat itu sudah dalam keadaan tegeletak,” ujarnya.

Ketut driver Kondensat, Rama Jaya Bali subkontraktor dari Pertamina EP yang merupakan saksi mata lainnya menjelaskan, kepada dirinya korban mengaku dia lelah, saat itu hanya korban sendiri yang berada di pos itu temannya lagi sholat. Pada sekira pukul 12.00 wita kata Ketut, korban sempat membukakan pintu, dia mengaku capek dan baru saja selesai makan. Makanan yang dimakan korban merupakan makanan yang ia bawa sendiri.

Mengetahui korban tengah makan, Ketut bersabar menunggu sekira lima menit di depan pintu portal, korban lalu terlihat mencuci tangan dan selanjutnya membukakan pintu portal.

“Dia cerita sesak nafas, terlihat roman muka sudah pucat. Saat itu saya sudah menjauh dari pos security yang dijaga korban, namun saat mendengar teriakan meminta pertolongan maka saya balik kembali ke posko korban, saat itu langsung dibawa ke Klinik. Korban meninggal saat diperjalanan menuju Puskesmas, lihat fisik sudah biru badannya,” tambah Ketut.

I Made Sudama, kakak Korban yang dimintai keterangannya meminta polisi melakukan penyelidikan berkaitan dengan kematian adiknya itu.  Hanya saja keluarga sudah ikhlas dan tidak keberatan dengan kejadian meninggal adik mereka itu, berdasarkan hasil rembuk keluarga menyatakan menolak dilakukan outopsi terhadap tubuh korban.

“Paling penting ini kami meminta perhatian perusahaan kepada keluarga korban berupa santunan dan lainnya yang menjadi hak korban, apalagi kita ketahui korban meninggal saat tengah bekerja,” kata I Made Sudama.

Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari pihak Pertamina EP, hanya saja sejumlah masyarakat menduga bahwa kematian korban yang tidak wajar itu bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor. Selain adanya upaya dugaan tindak pidana bisa saja kematian korban karena terpapar corona, pasalnya korban selama ini diketahui seringkali bepergian juga ke luar wilayah Kecamatan Toili Barat. (Marjuki Bayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *