Program yang dilaksanakan selama empat bulan yakni sejak bulan April 2020 hingga Juli 2020 ini melibatkan pemerintah desa, Puskesmas serta kader kesehatan di lokasi pelaksanaan program. Satu hal yang cukup menarik, yakni bagaimana pelaksanaan program ini di tengah pandemi yang mengharuskan tim pelaksana melakujkan beberapa improvisasi yang harus dilakukan secara hati-hati dengan etap mengacu pada protokol kesehatan. Bahkan dalam pelaksanaan program itu, tim pelaksana dengan unsur terkait tidak melakukan pengumpulan massa sesuai dengan imbauan pemerintah untuk menghindari kegiatan pengumpulan massa. Cara dengan melakukan pelaksanaan program pintu ke pintu (door to door) atau jemput bola. Hal itu dilakukan demi tercapainya keberhasilan program.
Tim pelaksana dengan pemerintah desa, kader-kader kesehatan serta para bidan desa berjibaku mendatangi satu persatu rumah warga yang memiliki anggota keluarga balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Program ini pada bulan terakhir mulai terlihat dampaknya, kecenderungan peningkatan berat badan balita yang cukup signifikan, terutama balita yang masuk kategori dibawah garis kuning dan kategori balita dibawah garis merah berdasarkan KMS (Kartu Menuju Sehat). Selama 3 bulan pelaksanaan program, rata-rata peningkatan berat badan bayi yang masuk kategori dibawah garis kuning tercatat sebesar 1,22 kg, sedangkan rata-rata peningkatan berat badan bayi yang masuk kategori dibawah garis merah tercatat sebesar 1,07 kg.
Tidak itu saja, selama program Pertamina Sehati berlangsung, kelahiran bayi juga tercatat nol kasus kematian dan kelainan, baik bayi yang lahir maupun ibu yang melahirkan di semua desa sasaran program termasuk mampu meningkatkan kesadaran kesehatan msayarakat dimana tingkat kehadiran posyandu meningkat cukup signifikan sejak adanya program Pertamina Sehati. Sebelum adanya program ini, tingkat kehadiran posyandu hanya berkisar 85%, namun sejak adanya program Pertamina Sehati tingkat kehadiran bisa mencapai 95%. Harapannya peningkatan jumlah kehadiran posyandu bisa terus meningkat bahkan setelah program Pertamina Sehati selesai.
Jalan menyongsong produksi migas sebagaimana visi kepala SKK Migas masih panjang, namun dengan kebersamaan semua pihak maka hal itu bukan mimpi dan pasti bisa terwujud. (Irwak K Basir)