KABAR LUWUK, MORUT – Pengadaan bahan sembako dalam rangka penanggulangan pandemi covid-19 di Desa Tokala Atas, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara menuai kritik. Pasalnya sumber dana belanja termasuk proses pengadaan sembako itu dinilai tidak tranparan dan dikhawatirkan disalahgunakan oleh pihak terkait.
Kepala Desa (Kades) Tokala Atas, Mauludin yang dihubungi wartawan menyebutkan, pengadaan sembako itu merupakan upaya pencegahan kelangkaan bahan pangan. Diakuinya pada proses pengadaan memang tidak disebutkan nilai dan sumber dananya kepada siapapun. Bahkan dalam pembelanjaan sembako itu tidak ada perincian belanja.
“Perincian belanja belum ada, dari Rp150 juta, tidak semua terpakai, ini dana persiapan untuk covid 19, datang sini sama saya kalau mau tau dana sisa”,ujarnya kepada wartawan.
Beberapa masyakat, sebelumnya mengkritik tidak transparansinya Kades Tokala Atas dalam pembagian sembako. Khususnya penggunaan dana talangan, dari 270 Kepala Keluarga yang di alokasikan baru sekira 230 KK yang menerima, alasannya karna sebagian warga tidak berada di desa.
Hal itu kemudian menimbulkan kecurigaan masyarakat dengan dugaan ada yang tidak beres dalam pengadaan sembako tersebut.
“Inikan aneh, kepala desa dan satgas covid di desa Tokala Atas, berkeras tidak akan membuka nilai dana sisa bahkan tidak memiliki rincian belanja, sementara dana ini nantinya masuk dalam pertanggung jawaban alokasi dana desa, dimana keterbukaan kepada masyarakat adalah prinsip yang harus dikedepankan,” tutur salah seorang warga.
Warga berharap instansi terkait termasuk kepolisiand an kejaksaan agar turun langsung melakukan pemeriksaan dan pengawasan penggunaan dana itu. jika memang terbukti telah ada penyalahgunaan maka sebaiknya diproses hukum. (IkB/Hnl)