BanggaiKABAR DAERAHTerkini

Pemerintah Jangan Diam, Akses Jembatan Penghubung Tiga Desa di Luwuk Timur Terancam Putus

1921
×

Pemerintah Jangan Diam, Akses Jembatan Penghubung Tiga Desa di Luwuk Timur Terancam Putus

Sebarkan artikel ini

KABAR LUWUK, BANGGAI – Sepekan terakhir ini Makmur warga Desa Bukit Mulia, Kecamatan Luwuk Timur yang berprofesi sebagai buruh tani harus melewati jembatan yang hampir roboh di Desa Molino. Jembatan itu menjadi satu-satunya akses terdekat menuju ibukota kecamatan Luwuk Timur, sehingganya ia berharap jembatan dan jalan di wilayah Desa Boitan, Bukit Mulia dan Molino itu segera diperbaiki.

Jembatan penghubung di Desa Molino, Kecamatan Luwuk Timur yang menghubungkan tiga desa terancam putus. (Foto :Yayan Anjar Bastian)

Pada bagian ujung jembatan kata Makmur sudah terputus akibat tiang penyangga jembatan sudah miring tergerus air. Warga terpaksa memasang kayu sebanyak tiga lembar agar tetap bisa melewati ujung jembatan yang putus itu. Sebagai catatan akses jembatan itu katanya hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, untuk kendaraan roda empat harus melalui sungai yang saat ini kondisinya tengah banjir.

“Mau lewat sungai sementara saat ini sedang banjir, terpaksa kami pasangkan kayu agar bisa tetap melewati jembatan itu. Berbahaya sih sudah pasti tapi mau bagaimana lagi terpaksa kita kalau lewat tidak boleh banyak barang bawaan dan wajib berhati-hati,” ujarnya.

kondisi Jembatan penghubung di Desa Molino, Kecamatan Luwuk Timur yang menghubungkan tiga desa terancam putus. (Foto :Yayan Anjar Bastian)

Terpisah Akli Suong warga Banpres yang juga Sekretaris LSM GAM mengatakan, perbaikan jembatan dan jalan di tiga wilayah desa itu sudah berulangkali diusulkan melalui Musrembang, namun sampai saat ini tidak kunjung terealisasi. Bahkan anehnya pembangunan jalan mulus justru dibagun pemerintah di wilayah Tandalo Hills menuju sekolah alam Mian Nu Lipuknyo dan membiarkan jalan di tiga desa itu berbatu.

“Kalau bicara diusulkan sudah berulang kali jalan dan jembatan itu diusulkan dalam Musrembang, baik tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Anehnya justru pembangunan jalan dikerjakan ke wilayah Tandalo Hills yang tidak berpenduduk dan merupakan jalan buntu,” ujar Akli.

rawan bahaya, Jembatan penghubung di Desa Molino, Kecamatan Luwuk Timur yang menghubungkan tiga desa terancam putus. (Foto :Yayan Anjar Bastian)

Dikatakan anak transmigrasi ini, pemerintah daerah harus segera menyikapi hal ini dan jangan hanya diam, karena itu masyarakatnya juga yang membutuhkan akses jalan dan jembatan sebagai jalur perekonomian. Diakui Akli ada beberapa jalur alternatif lainnya jika jembatan itu roboh, namun dipastikan memakan waktu dan jarak tempuh yang lebih jauh.

“Pemerintah jangan diam, hal ini harus disikapi karena itu masyarakatnya juga, aneh tidak jika jalan ke wilayah berpenduduk jelek dan berbatu sementara jalan buntu ke sekolah alam justru mulus, padahal untuk ke Tandalo Hills harus melewati jalanan yang rusak itu,” tambah Sekretaris LSM GAM ini.

kondisi sungai di Desa Molino, Kecamatan Luwuk Timur yang jembatan penghubungnya ke tiga desa terancam putus. (Foto :Yayan Anjar Bastian)

Untuk Desa Boitan kata Akli masih bisa melewati jalan Desa Tompotika Makmur jika nantinya akses jembatan itu benar-benar putus, namun bagi masyarakat Desa Molino dan Bukit Mulia tidak memiliki akses dan terpaksa harus menyeberangi sungai.

Pesan terakhir Akli, secepatnya pemerintah daerah harus menyikapi hal ini, jika tidak maka warga bersama-sama elemen lainnya akan menggelar aksi menuntut pemerintah agar mereka juga diperhatikan dan tidak dianak tirikan sebagai masyarakat di Kabupaten Banggai. (IKB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *