Bawaslu-ads
KABAR OPINI

Manfaatkan Awal Dzulhijjah : Waktu Penuh Berkah, Amalkan Ibadahnya

702
×

Manfaatkan Awal Dzulhijjah : Waktu Penuh Berkah, Amalkan Ibadahnya

Sebarkan artikel ini
Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera dan Wartawan di FBN)
Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera dan Wartawan di FBN)

“Serba-serbi Bulan Haji”

KABAR LUWUK  – Manfaatkan Awal Dzulhijjah, Waktu Penuh Berkah, Amalkan Ibadahnya. Awal Bulan Haji atau Dzulhijjah menurut kalender yang dirilis Detik SULSEL jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024 sebagai akhir Dzulqo’idah.

Maka diingatkan untuk tidak melewatkannya begitu saja dengan mengamalkan amalan sebagaimana dianjurkan dan berdasar jumhur atau kesepakatan ulama akan kesasihannya, berikut di antaranya:

Pertama, tidak menzalimi diri sendiri. Menjaga diri dari dosa bahkan dilarang untuk berperang sebagai ketetapan untuk menghormati bulan Haji sebagai satu dari empat bulan Harom lainnya, yaitu Dzul Qo’idah, Muharrom dan Rajab.

Bahkan tidak hanya di siang hari, malam hari dari bulan Haji baik dengan memperbanyak ibadah seperti salat malam, membaca al-Qur’an atau dzikir.

Selain itu, amalan yang dianjurkan adalah memperbanyak puasa. Puasa mengandung makna menahan diri, maka berpuasa adalah di antara cara yang efektif dari penerapannya.

Sebab ancaman dosa di bulan-bulan Harom akan dilipatgandakan, maka menahan diri darinya dengan tidak menzalimi diri sendiri dengan melakukan dosa yang merugikan diri sendiri juga orang lain adalah suatu keutamaan tersendiri sepanjang bulan Dzulhijjah.

Kedua, puasa Sepuluh Hari Pertama bulan Dzuluhijjah. Secara umum dipahami adalah dengan melaksanakan puasa dengan segala keutamaannya. Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi sallam bahkan menjadikan amalan tersebut sebagai perkara yang tidak pernah ditinggalkan. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Trmidzi).

Ketiga, Puasa Arafah dan asy-Sura. Secara khusus puasa di bulan Dzulhijjah dan lebih khusus lagi adalah pelaksanaan puasa pada tanggal 9 dan 10. Rasulullah ﷺ bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).

Keempat, Ibadah Haji, sebagaimana namanya, ibadah Haji dilaksanakan di bulan haji dengan segala keistimewaannya yaitu secara sejarah dilaksanakan Nabi Mulia Ibrahim ‘alaihis-salaam.

Kelima, Idul Adha, shalat Sunnah ‘Ied, penyembelihan hewan qurban, sebagai di antara rangkaian acara penuh berkah di hari raya umat Islam tersebut.**

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera dan Wartawan di FBN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *