KABAR OPINI

Mahasiswa dan Pilkada, Agen Perubahan atau Objek Manipulasi Politik?

889
×

Mahasiswa dan Pilkada, Agen Perubahan atau Objek Manipulasi Politik?

Sebarkan artikel ini

Mahasiswa perlu mendekonstruksi narasi tersebut untuk mengungkap agenda tersembunyi dan mempertanyakan motif di balik setiap kebijakan atau janji yang ditawarkan.

Lebih dari itu, mahasiswa harus memiliki otonomi dalam menentukan sikap politik mereka. Konsep *public sphere* dari Jürgen Habermas juga penting di sini, di mana mahasiswa diharapkan dapat berpartisipasi dalam diskursus publik secara rasional dan bebas dari pengaruh kekuasaan yang menyesatkan. 

Mereka harus menjadi aktor yang berpartisipasi dalam proses politik dengan kesadaran penuh akan dampak jangka panjang dari pilihan-pilihan mereka.

Dalam ruang pemilihan kepala daerah, mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang signifikan. 

Namun, potensi ini hanya dapat terwujud jika mahasiswa mampu mengembangkan kesadaran kritis, mendekonstruksi narasi politik yang ada, dan menjaga otonomi mereka dari pengaruh manipulasi politik. 

Dengan demikian, mereka tidak hanya berpartisipasi secara teknis dalam proses demokrasi, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kualitas demokrasi itu sendiri.

Mahasiswa harus menyadari bahwa peran mereka dalam pilkada tidak hanya sebagai pemilih atau pendukung kampanye, tetapi juga sebagai pengawal integritas proses politik dan agen perubahan yang memiliki tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan masa depan daerah mereka. 

Hanya dengan pendekatan yang kritis dan reflektif, mahasiswa dapat benar-benar memanfaatkan posisinya untuk memengaruhi arah politik lokal secara positif dan konstruktif.

Oleh : Dandi Abidina (Mahasiswa Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tompotika Luwuk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *