IMIP-ads Bawaslu-ads
Banggai KepulauanKABAR DAERAH

Krisis Air Bersih di Banggai Kepulauan, Masyarakat Terus Berjuang di Tengah Ketidakpastian

495
×

Krisis Air Bersih di Banggai Kepulauan, Masyarakat Terus Berjuang di Tengah Ketidakpastian

Sebarkan artikel ini
Kelu Kesah Warga Kalumbatan Kebutuhan Air Bersih Masih Belum Teratasai
Kelu Kesah Warga Kalumbatan Kebutuhan Air Bersih Masih Belum Teratasai

KABAR LUWUK  – Krisis Air Bersih di Banggai Kepulauan, Masyarakat Terus Berjuang di Tengah Ketidakpastian. Kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Banggai Kepulauan terus menjadi masalah mendesak bagi banyak kecamatan, khususnya di Kecamatan Bulagi, Bulagi Utara, dan Bulagi Selatan.

Krisis ini sudah berlangsung selama puluhan tahun tanpa solusi yang memadai, meninggalkan banyak warganya dalam kondisi kekurangan air bersih yang parah.

Di Desa Kalumbatan dan Desa Lobuton, Kecamatan Totikum Selatan, situasi tidak jauh berbeda. Meskipun pemerintah telah menggelontorkan miliaran rupiah untuk pembangunan jaringan air bersih, masyarakat masih merasakan kekurangan yang signifikan.

Salah seorang warga Desa Lobuton, Saija, mengungkapkan kesulitan yang mereka alami pada Kamis (12/9/2024) sore.

“Jatah airnya masih digilir, kadang lancar, kadang tidak. Kami sering tidak mendapatkan air sama sekali,” ujar Saija, yang mengeluhkan ketidakpastian suplai air bersih di desanya.

Saija, yang lahir pada tahun 1969, menjelaskan bahwa suplai air bersih tidak datang setiap hari. “Kami dijatah per dusun.

Misalkan hari ini ada air, besoknya belum tentu. Air biasanya hanya ada pada siang hari,” tambahnya. Kondisi ini semakin diperparah ketika Saija mengalami sakit lutut, membuatnya semakin sulit untuk mendapatkan air.

Sebagian besar warga Desa Lobuton mengandalkan air payau dari lubang batu dan sumur dengan kedalaman sekitar 2 meter.

“Pada musim utara, air dari sumur sangat asin dan tidak bisa digunakan, namun di musim lainnya, air tersebut baru bisa dipakai untuk mencuci dan mandi,” jelas Saija.

Krisis yang sama juga dirasakan oleh warga Dusun 7 di Desa Kalumbatan. Desa yang terdiri dari 10 dusun ini menghadapi tantangan serupa dengan jaringan pipanisasi yang tidak sampai ke rumah-rumah penduduk karena air yang tidak lancar. Tatang Kabi, seorang warga Dusun 7 berusia 40 tahun, mengeluhkan masalah ini. “Kami kesulitan mendapatkan air bersih karena tidak ada pipa yang sampai ke rumah. Kami harus menimba air dan sering harus antre dengan jeriken,” katanya.

Dalam menghadapi situasi ini, masyarakat di Banggai Kepulauan harus terus berjuang menghadapi tantangan untuk memperoleh air bersih, sementara harapan akan solusi yang memadai terus menjadi dambaan. ***

IMIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!