“Desa Sayambongin, Kecamatan Nambo, Kabupaten Banggai, mengalami gejolak yang semakin memanas. Kisruh ini bermula dari perbedaan pandangan terkait pengalokasian anggaran dana desa untuk proyek pipa air bersih”
KABAR LUWUK – Kisruh Dana Desa Sayambongin, Kontroversi Pipa Air Bersih dan Politisasi, Kepala Desa Serukan Persatuan. Kepala Desa Sayambongin, Ruslan Polopa, memberikan pengungkapan kronologi sebenarnya terkait pemalangan Kantor BPD desa yang berhubungan dengan proyek pipa air bersih.
Perbedaan pendapat muncul ketika akan mengalokasikan anggaran untuk pembelian pipa, yang semestinya mencapai 50 batang.
Namun, karena kenaikan harga, hanya mampu dibeli 30 batang, menyebabkan perselisihan antara PPK dan Bendahara terkait jumlah pipa yang diterima.
Ruslan Polopa tidak tinggal diam. Ia melibatkan Inspektorat Wilayah untuk memeriksa dan menjaga transparansi dalam penyaluran dana desa.
Dalam upayanya untuk menghindari risiko pekerjaan asal-asalan, Kades Sayambongin memutuskan menunda pencairan dana proyek pipa air bersih.
Namun, konflik semakin meruncing ketika sebagian masyarakat mempolitisasi permasalahan ini, menuduh bahwa uang dana desa habis tanpa hasil nyata.
Kepala Desa membantah tudingan tersebut dan mengajak warga untuk berkoordinasi sebelum mengambil tindakan, serta berhati-hati terhadap informasi yang tidak benar.Hal ini disampaikan Kepala Desa Sayambongin dihadaan awak media saat berkunjung ke Kantor PWI Kabupaten Banggai, Selasa, 2/1/2024.
Ketegangan bertambah dengan munculnya surat permintaan audit terhadap tahun anggaran 2021. Kepala Desa merasa aneh karena kepemimpinan desa baru akan dipegangnya pada tahun 2023.
Meski surat audit yang salah akhirnya dihapus, meninggalkan tanda tanya terkait penanganan administrasi.
Ruslan Polopa mengajak seluruh warga Desa Sayambongin untuk bersatu, berkoordinasi, dan menyelesaikan masalah demi kemajuan desa.
Ia mengingatkan agar warga tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak benar, guna menjaga kedamaian dan perkembangan desa secara keseluruhan.
Situasi semakin rumit dengan munculnya reaksi dari berbagai lapisan masyarakat.
Kelompok masyarakat mulai menyelidiki permasalahan ini secara mandiri, menuntut kejelasan dan keadilan dalam penyaluran dana desa.
Tekanan tambahan pada pemerintahan desa untuk memastikan penyelesaian yang adil dan transparan pun muncul.
Kepala Desa Sayambongin terus menyuarakan seruannya untuk bersatu, berkoordinasi, dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Ia menegaskan komitmennya untuk memastikan keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan desa di masa depan, serta meminta dukungan penuh dari warga dalam proses penyelesaian konflik ini.( MAM ) **