Banggai KepulauanKABAR DAERAH

KaMIMO Banggai Tolak Tambang Batu Gamping di Bangkep

2710
×

KaMIMO Banggai Tolak Tambang Batu Gamping di Bangkep

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Banggai Tolak Tambang Batu Gamping
Mahasiswa Banggai Tolak Tambang Batu Gamping

KABAR LUWUK  – KaMIMO Banggai Tolak Tambang Batu Gamping di Bangkep. Kerukunan Mahasiswa Indonesia Montolutusan Banggai (KaMIMO Banggai) menggelar aksi unjuk rasa di Kabupaten Banggai Kepulauan pada Senin (08/07/2024).

Aksi ini dilakukan di beberapa lokasi penting, termasuk Polres, gedung DPRD, dan kantor Bupati, sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pertambangan batu gamping di wilayah tersebut.

Para mahasiswa yang tergabung dalam KaMIMO Banggai menyuarakan penolakan mereka terhadap rencana pertambangan batu gamping di beberapa desa yang masuk dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).

Korlap aksi, Kifriawan Luande, menegaskan bahwa mereka telah terus mengawal isu pertambangan di Bangkep dan menyoroti adanya oknum kepolisian yang ikut mensosialisasikan tambang batu gamping di Desa Toi-Toi.

Menurutnya, keterlibatan pihak kepolisian seharusnya netral mengingat pro dan kontra yang terjadi di kalangan masyarakat.

“Beberapa waktu lalu, kami mendengar isu terkait adanya oknum kepolisian yang ikut mensosialisasikan tambang batu gamping di Desa Toi-Toi.

Bagi kami, ini tidak harus dilakukan oleh pihak kepolisian karena harus bersifat netral di tengah pro dan kontra yang terjadi di kalangan masyarakat,” ujar Kifriawan.

Lebih lanjut, Kifriawan menambahkan bahwa infestasi penambangan batu gamping yang direncanakan akan membawa malapetaka bagi kehidupan masyarakat Bangkep.

Penetapan WIUP oleh provinsi seakan menjadi senjata bagi para investor untuk melakukan eksploitasi batuan karst di wilayah tersebut.

“Kami ingin masyarakat lebih sadar akan dampak negatif tambang terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat itu sendiri,” tegasnya.

Ketua Umum KaMIMO Banggai, Aswad Muthalib, juga turut angkat bicara mengenai aksi ini. “Ini sebagai bentuk cinta kepada negeri yang kemudian diekspresikan melalui demonstrasi mahasiswa tolak tambang batu gamping,” ujar Aswad.

Menurutnya, tambang batu gamping dapat merusak ekosistem lingkungan, mengurangi kualitas udara, serta mempengaruhi sumber daya air yang digunakan oleh masyarakat.

Aswad juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Banggai Kepulauan untuk bertanggung jawab menjaga dan melindungi alam.

“Kami ingin masyarakat lebih sadar akan dampak negatif tambang terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat itu sendiri, serta menghimbau kepada seluruh masyarakat Banggai Kepulauan untuk bertanggung jawab menjaga dan melindungi alam ini,” katanya.

Aksi unjuk rasa yang digelar oleh KaMIMO Banggai ini mendapat perhatian luas dari masyarakat setempat. Banyak yang mendukung aksi ini sebagai upaya menjaga kelestarian alam dan lingkungan di Banggai Kepulauan.

Meskipun begitu, tidak sedikit pula yang masih pro terhadap pertambangan dengan alasan peningkatan ekonomi lokal. Namun, para mahasiswa tetap bersikukuh bahwa keuntungan ekonomi tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan.

Dengan adanya aksi ini, diharapkan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan para investor, dapat lebih memperhatikan suara masyarakat dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kegiatan pertambangan.

“Kami akan terus mengawal isu ini dan memastikan bahwa kepentingan lingkungan dan masyarakat Banggai Kepulauan tetap menjadi prioritas utama,” tutup Aswad.

Aksi unjuk rasa ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa dan masyarakat Banggai Kepulauan siap berjuang demi masa depan yang lebih baik, dengan lingkungan yang terjaga dan lestari.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *