KABAR LUWUK – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, terus berinovasi dalam upaya membina narapidana melalui kegiatan pertanian dan pengembangan keterampilan.
Kepala Lapas, Syahruddin, menyatakan bahwa lembaganya telah menerapkan pendekatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan perbaikan perilaku narapidana.

Dalam rangka mengubah perilaku negatif menjadi positif, Lapas Kelas IIB Luwuk mengintegrasikan kegiatan bertani dengan kebun binaan seluas tiga hektare. Tanaman kelapa dan jagung, serta sistem hidroponik, menjadi pusat perhatian.
Syahruddin menjelaskan bahwa pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan pertanian kepada narapidana, tetapi juga untuk memulihkan kepercayaan diri mereka dan mempersiapkan reintegrasi ke dalam masyarakat.
Syahruddin mengungkapkan, “Kami ingin merubah perilaku mereka, dari yang negatif menjadi positif supaya menjadi individu berguna setelah kembali di lingkungan masyarakat.”
Warga binaan tunjukan perilaku baik
Partisipasi narapidana dalam pengelolaan kebun binaan terbatas pada mereka yang menunjukkan perilaku baik dan mereka selalu mendapatkan pendampingan dari petugas Lapas. Selain itu, Lapas ini memberikan pembinaan sosial dan spiritual guna meningkatkan ketaatan pada nilai-nilai agama dan menguatkan keimanan mereka.
Namun, upaya ini tak berhenti pada aspek pertanian saja. Lapas Kelas IIB Luwuk juga memberikan pelatihan keterampilan dalam berbagai bidang, seperti manufaktur, pertanian, barbershop, dan lainnya.
Syahruddin menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan narapidana keterampilan yang dapat mereka manfaatkan setelah selesai menjalani masa hukuman. Dengan adanya keahlian ini, mereka dapat mandiri dan memperbaiki taraf hidupnya dengan terlibat dalam berbagai usaha produktif.
“Selain mengubah perilaku narapidana ke arah lebih positif, kami juga berusaha membawa Lapas Luwuk lebih maju,” jelas Syahruddin.
Langkah inovatif Lapas Kelas IIB Luwuk dalam menggabungkan pendekatan pertanian dan pengembangan keterampilan memberikan harapan baru bagi narapidana untuk meraih perbaikan diri dan menjadi anggota yang berkontribusi positif dalam masyarakat setelah bebas.
Salahsatu yang inovasi yang disenangi para warga binaan yakni adanya wartelpas, berupa warung telepon yang disediakan pihak lapas yang dapat difungsikan oleh warga binaan menghubungi keluarga mereka.
Hal ini kata Syahruddin merupakan upaya lapas mendekatkan jarak antara warga binaan dan keluarganya yang nantinya bisa mengobati rasa rindu mereka dalam menjalani sisa pidana mereka. (IkB)