Bawaslu-ads
KABAR DAERAHKota PaluTerkini

Pemprov Sulteng Eksport Perdana Tuna Sirip Kuning Ke Negara Tujuan Jepang

933
×

Pemprov Sulteng Eksport Perdana Tuna Sirip Kuning Ke Negara Tujuan Jepang

Sebarkan artikel ini

PT Arumia Kharisma Indonesia dan dan Arumia Co, Ltd Komitmen Tingkatkan Eksport

KABAR LUWUK, PALU – Upaya pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam meningkatkan nilai jual dan nilai ekonomis komoditas hasil laut berupa ikan tuna sirip kuning (Yellowfin Tuna) yang begitu melimpah di daerah ini terus saja dilakukan. Pada Jumat (12/6/2020) Gubernur Sulteng Drs Longki Djanggola yang diwakili Sekda Hidayat Lamakarate melaksanakan pelepasan eksport perdana ikan tuna itu ke negara tujuan Jepang.

Hadir pada pelaksanaan eksport tuna sirip kuning di Bandara Mutiara Sis Aljufie yakni Sekda Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate, Kadis Kelautan dan Perikanan Moh Arief Latjuba, Kepala Stasiun Karantina Ikan, Kepala Pengedanlian Mutu dan Hasil Perikanan Khoirol Mukmin, Plt. Kepala Bea Cukai Pantoloan, Irwan Sakti Alamsyah, Manajer Humas PT Arumia Kharisma Indonesia, Nudin L serta sejumlah pejabat lainnya.

Pada kesempatan itu, Sekda Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate mengatakan, pada hari ini dilaksanakan eksport perdana ikan tuna sirip kuning ke negara tujuan Jepang, setelah hari ini mudah-mudahan lebih lancar dan dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.

“Hal ini tentu saja mendapat dukungan dari kepala  administrasi Bea Cukai Pantoloan bapak Irwan Sakti Alamsyah, tentu saja dengan adanya eksport ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian para nelayan, dan semoga kedepan lebih lancar,” kata Hidayat Lamakarate.

Pada kesempatan yang sama Kadis Kelautan dan Perikanan Moh Arief Latjuba menjelaskan, kerjasama eksport ini merupakan upaya dari eksportir yakni PT PT Arumia Kharisma Indonesia dan Arumia Co, Ltd dan telah menembus tiga pangsa pasar yakni Tokyo, Nagoya dan Osaka. Untuk potensi tuna katanya Sulteng memiliki hasil tangkapan mencapai 274 ton dimana 80 persen tuna hasil tangkapan para nelayan itu merupakan ikan kualitas eksport.

“Potensi ikan tuna sirip kuning kita cukup besar, pada tahun 2019 hasil tangkapan ikan tuna kita mencapai 274 ton dimana hampir 80 persen merupakan ikan kualitas eksport, penyebaran ikan ini ada dan dapat ditemukan di seluruh Sulteng merata kecuali Kabupaten Sigi. Eksport perdana kali ini dengan jumlah sepuluh box dengan berat kotor total mencapai satu ton  atau bersih sekira 600 kilogram,” kata Moh Arief Latjuba.

Kepala Pengedanlian Mutu dan Hasil Perikanan Khoirol Makmun menambahkan, eksport ikan tuna sirip kuning ini mutunya harus tetap terjaga dengan baik sehingganya harus sampai di negara tujuan dalam kondisi segar. Olehnya itu harus diupayakan agar koneksi pesawat dari bandara asal ke bandara tujuan harus benar-benar terkoneksi.

“Ini barang mudah rusak, jadi conecting flightnya harus diperhatikan, jika tidak bukan untung yang diperoleh malah buntung. Untuk ketahanan kemasan ikan dalam box ini bisa mencapai waktu 24 jam,” ujarnya.

Plt. Kepala Bea Cukai Pantoloan, Irwan Sakti Alamsyah menjelaskan untuk perizinan eksport ikan tuna sirip kunning yang termasuk dibatasi ini hanya membutuhkan surat HC Karantina, setelah terbit maka dapat riliis eksport. Kaitannya dengan Bea Cukai dalam eksport ini yakni adanya PEB dan manivest setelah terpenuhi maka bisa dirilis.

“Untuk perizinan semua sudah terpenuhi, makanya siap di rilis atau dikirim ke negara tujuan,” ucap Irwan singkat.

Pada saat itu , Manajer Humas PT Arumi Kharisma Indonesia, Nudin L menjelaskan, PT  Arumia didirikan setelah musibah tsunami dan gempa bumi di Palu dengan tujuan untuk meningkatkan kembali laju perekonomian serta membantu masyarakat untuk memperbaiki kehidupan sosialnya.

Sulawesi Tengah khususnya Palu adalah daerah yang tinggi potensi nya dalam bidang perikanan dan pertanian. Potensi yang ada ini telah lama tidak dikembangkan terutama untuk tujuan eksport, selama ini Palu hanya menjual hasil perikanan dan pertaniannya di domestic yang kemudian di eksport ke negara lain. Hal ini berakibat tidak adanya Palu pada pencatatan nilai eksport nasional dan juga berakibat pada rendahnya pendapatan masyarakat dan daerah.

“Pasar yang saat ini sangat menjanjikan untuk eksport terutama untuk bidang perikanan khususnya ikan tuna adalah Jepang, menurut laporan serta pengamatan Arumia, ikan tuna Indonesia jarang terdapat di pasar ikan Jepang terutama di tiga pasar terbesar yaitu Tokyo, Nagoya dan Osaka. Hal ini yang mendorong Arumia untuk mendirikan perusahaan di Jepang yaitu Arumia Co, Ltd yang berpusat di Osaka. Dengan adanya perusahaan Arumia di Jepang kami dapat berhubungan langsung dengan penjual ikan terbesar di Toyosu Market, Tokyo yaitu Chuo Gyorui Co, Ltd. Kami juga saat ini sedang menyelesaikan kontrak dengan salah satu penjual ikan terbesar di Osaka yaitu Uoichi Co, Ltd.

“Dengan adanya kontrak tersebut yang kami harapkan dapat diselesaikan pada bulan Juni ini, maka ikan dari Palu sudah dapat masuk ke tiga pasar di Jepang yaitu Tokyo, Nagoya dan Osaka. Hal ini juga untuk membuktikan bahwa ikan dari daerah Sulawesi dapat diterima di pasar Jepang dan kami telah melakukan trial eksport dengan menggunakan ikan dari Bitung, Sulawesi Utara dan berhasil,” ujar Nudin L selaku manager humas.

Kedepannya selain mengeksport ikan segar tuna utuh Arumia juga menjajaki untuk mengirim loin ikan tuna, hal ini dimungkinkan jika fasilitas serta sarana pembuatan loin kami di Palu telah berjalan dan memenuhi syarat hygiene untuk eksport.

“Walaupun kami pada awalnya mengalami banyak kendala dalam persiapan eksport dari Palu tetapi berkat bantuan dan support dari para instansi daerah terutama Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah, Badan Karantina dan Bea Cukai, semua permasalan dapat diatasi. Kami sangat berterima kasih sekali kepada instansi tersebut sehinga dapat mempercepat realisasi eksport ikan tuna dari Palu ke Jepang,” tutur Nudin L. (IkB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *