“Apa tindakan Pertamina dan Tim Pengawas Terpadu BBM”
KABAR LUWUK – Jerigen Diutamakan, Sopir Truk Meradang, Protes Pengisian Solar di SPBU Kilo 5 Luwuk. Kekacauan terjadi di SPBU Kilo 5 Luwuk ketika pengisian bahan bakar solar lebih mengutamakan jerigen ketimbang mobil. Jum,at 7/6/2024.
Kejadian ini memicu kemarahan para sopir truk yang telah antri sejak pukul 03.00 WITA subuh dan belum juga terlayani hingga sore hari.
Para sopir truk yang bergantung pada solar untuk menjalankan aktivitas sehari-hari merasa sangat dirugikan oleh praktik ini.
Sejak dini hari, barisan truk mengular di SPBU tersebut. Para sopir yang berharap bisa segera mengisi tangki mereka harus menyaksikan jerigen-jerigen didahulukan.
Pengisian bahan bakar yang seharusnya diprioritaskan untuk kendaraan besar justru diarahkan ke jerigen-jerigen yang diisi secara bergantian.
Situasi ini tidak hanya menimbulkan kekesalan tetapi juga mengakibatkan kerugian waktu dan materi bagi para sopir yang harus menunda pengiriman barang.
“Saya sudah menunggu sejak subuh, tapi jerigen terus yang diisi. Ini benar-benar tidak adil,” ujar seorang sopir truk yang enggan disebutkan namanya.
“Kami butuh solar untuk bekerja, tapi malah dipersulit begini.”
Masalah ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengawasan dan tindakan dari pihak Pertamina serta Tim Pengawas Terpadu Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten.
Mengapa tidak ada tindakan tegas terhadap pemilik SPBU yang lebih mengutamakan jerigen ketimbang kendaraan yang membutuhkan solar?
Apa yang sebenarnya dilakukan oleh pihak Pertamina selama ini?
Pertamina sebagai penyalur utama BBM seharusnya memastikan bahwa distribusi bahan bakar dilakukan secara adil dan tepat sasaran.
Ketidakberesan seperti ini menimbulkan kesan buruk di mata masyarakat, terutama para pekerja yang sangat bergantung pada bahan bakar untuk mata pencaharian mereka.
“Kami butuh tindakan nyata, bukan hanya janji-janji kosong,” kata sopir truk lainnya. “Jika terus begini, kami tidak tahu harus mengadu kemana lagi.”
Sementara itu, pihak SPBU Kilo 5 Luwuk belum memberikan tanggapan resmi terkait masalah ini.
Ketidakjelasan sikap dari pihak pengelola SPBU hanya memperburuk keadaan. Harapan para sopir truk saat ini adalah adanya intervensi langsung dari Pertamina dan tim pengawas agar masalah ini segera diselesaikan dan tidak berulang.
Para sopir truk meminta perhatian serius dari pihak berwenang untuk mengatasi ketidakadilan ini.
Mereka menuntut agar pengisian solar diutamakan untuk kendaraan yang benar-benar membutuhkan, bukan jerigen yang seringkali diduga untuk kepentingan spekulan.
Mereka berharap adanya perbaikan sistem dan pengawasan yang lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Situasi ini menggambarkan betapa pentingnya pengawasan ketat dan keadilan dalam distribusi bahan bakar.
Tanpa tindakan tegas, kasus seperti ini akan terus merugikan banyak pihak yang bergantung pada bahan bakar untuk menjalankan roda perekonomian.( MAM)**