KABAR LUWUK – Jenazah Perempuan Penyandang Asam Urat Ditemukan di Rumah Terpencil. Unit Identifikasi Satreskrim Polres Banggai melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) setelah ditemukan jenazah seorang perempuan di rumah terpencil Desa Sayambongin, Kecamatan Nambo, Kabupaten Banggai, pada malam Natal, Minggu (24/12/2023).
Kasi Humas Polres Banggai Iptu Al Amin S. Muda mengungkapkan bahwa jenazah yang teridentifikasi sebagai Sri Sunartun (60) ditemukan pertama kali oleh seorang saksi sekitar pukul 19.30 Wita.
Saksi, lelaki bernama Rus, dipanggil oleh warga setempat untuk mengecek rumah korban sekitar pukul 18.30 Wita.
“Saat pengecekan, lampu di rumah korban belum menyala. Saksi mencoba memanggil korban namun tidak ada jawaban,” ungkap Kasi Humas.
Tindakan selanjutnya, saksi membuka pintu rumah dan mengecek kamar, di mana ia menemukan Sri Sunartun dalam keadaan terlentang dan sudah meninggal dunia.
Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda-tanda tindak kriminal atau kekerasan. Meskipun demikian, terdapat lebam mayat di seluruh tubuh korban.
Al Amin menjelaskan bahwa korban memiliki riwayat penyakit asam urat dan gula.
Menurut Kepala Desa, Sri Sunartun pernah diusulkan untuk tinggal di panti jompo karena tidak memiliki keluarga, namun korban menolak dan memilih hidup sebatang kara.
“Korban berpindah-pindah tempat tinggal dan mengandalkan belas kasihan tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Dugaan sementara menyebutkan bahwa Sri Sunartun meninggal karena penyakit yang dideritanya, sebab ditemukan satu kotak obat asam urat.
Meskipun desa menolak untuk melakukan otopsi dan membuat surat penyataan penolakan, kejadian ini memberikan catatan sendu dalam perayaan Natal bagi warga Desa Sayambongin.
Kepedihan dalam temuan jenazah Sri Sunartun juga mencuat karena desakan sebelumnya untuk menjadikannya penghuni panti jompo. Beberapa warga menyuarakan keprihatinan terhadap kurangnya dukungan sosial bagi mereka yang hidup sendirian dan rentan seperti Sri Sunartun.
Sebuah panggilan muncul untuk lebih memperhatikan kebutuhan para lansia yang hidup tanpa pendamping, terutama mereka yang menolak tawaran untuk tinggal di panti jompo.
Pihak berwenang, meskipun menegaskan bahwa tidak ada indikasi kejahatan terkait kematian Sri Sunartun, tetap menjunjung tinggi transparansi dan keamanan.
Meskipun desa menolak otopsi, para petugas berjanji untuk memastikan bahwa penyelidikan dilakukan dengan cermat dan keakuratan untuk menghilangkan keraguan masyarakat sekitar.
Kematian Sri Sunartun memberikan refleksi mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh individu yang hidup sendirian, terutama di daerah terpencil.
Masyarakat diharapkan untuk lebih peka terhadap tetangga mereka yang mungkin membutuhkan dukungan dan perhatian ekstra, terutama di musim liburan ini.
Kejadian ini juga menegaskan pentingnya mendukung program sosial dan kesejahteraan untuk memastikan bahwa warga yang rentan menerima perhatian yang mereka butuhkan.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pijakan untuk pemerintah setempat dan komunitas sekitar untuk lebih memperkuat jaringan kepedulian sosial, sehingga tidak ada lagi warga yang merasa terpinggirkan atau ditinggalkan di tengah kesendirian mereka.**