KABAR BANGGAI, PALU – Mentari pagi Minggu (11/8) baru saja menyapa wilayah Desa Jaya Bakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Dikejauhan terlihat sekumpulan anak tengah duduk melingkar dibawah rindang pohon ketapang, mereka terlihat tengah asik membaca buku yang ada ditangan dan pangkuan masing-masing. Ditengah kumpulan itu terlihat sosok pria berpakaian Polisi lengkap dengan atributnya, setelah didekati dan berkenalan ternyata dia adalah Brigadir Polisi Hardi Mayer Peruge anggota Polri di Polres Banggai yang menjabat Bhabinkamtibmas di Polsek Pagimana.
Selama setahun bertugas di Kecamatan Pagimana, pria berusia 30 tahun ini melihat banyak anak di wilayah itu tidak bersekolah karena sejumlah alasan dan cenderung melakukan penyimpangan mengarah kepada pelanggaran hukum. Melihat kondisi itu membuat hati Hardi Mayer tergerak, salah satu ide saat itu yang terlintas dibenaknya yakni bagaimana mendorong perilaku anak ke arah positif. Bersama Rusli Mole S.Pd yang berprofesi sebagai tenaga pendidik di Kecamatan Pagimana mereka membangiktkan kembali budaya membaca yang sebelumnya pernah ada, sehingga tercetuslah ide kegiatan “Intah Torang Babaca” sebuah pendekatan menyentuh kearifan lokal yang artinya dalam bahasa Indonesia “Mari Kita Membaca”.
Diceritakan Hardi Mayer, dirinya mengawali karir sebagai Bhabinkamtibmas di Polsek Pagimana sejak tanggal 20 Juli 2018. Bertugas sebagai Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat sudah barang tentu membuatnya bisa melihat secara langsung situasi sosial di wilayah kerjanya. Desa Jaya Bakti salah satu desa yang ada di Kecamatan Pagimana banyak anak-anak yang tidak bersekolah serta melakukan penyimpangan, seperti sudah merokok meski usia baru setara pelajar SD. Tidak hanya itu, beberapa anak lainnya sudah mengkonsumsi Miras, menghirup Lem Fox serta melakukan kenakalan lainnya.
“Kami merasa terdorong untuk melakukan sebuah terobosan untuk mewujudkan perubahan sikap tingkah laku Anak itu menjadi lebih baik lagi.Kegiatan kami awali dengan melalukan pemberantasan terhadap remaja dan anak yang menghirup Lem Fox serta minum miras juga melakukan pembinaan khusus agar tidak melakukan hal serupa. Bersama bapak Rusli kami kemudian membangkitkan lagi budaya membaca, “Intah Torang Babaca” merupakan pendekatan kearifan lokal yang kami pilih agar mereka mau terlibat,” kata Polisi berpangkat tiga bengkok kuning ini.
Mengemban tugas sebagai Bhabinkamtibmas membuatnya faham ada yang mesti diperbaiki dalam tatanan sosial serta perubahan perilaku itu. Menurutnya Polri memiliki program Polisi Sahabat Anak yang bertujuan untuk meningkatkan kecintaan dan kedekatan antara Anak dan Polisi.Diharapkan Polisi Sahabat Anak melalui “Intah Torang Babaca” bisa membuka lebih banyak ruang komunikasi antara Anak dengan Polisi sehingga berdampak positif.
Budaya membaca kata Hadri Mayer pernah digalakan di Kecamatan Pagimana, namun karena kesibukan pengelola dan pengurus kegiatan rumah belajar atau rumah baca sempat vakum. Pada awal Bulan Agustus 2019, ia berkeinginan lebih mengoptimalkan program Polisi Sahabat Anak, setelah mencari referensi di media sosial terkait program rumah baca dan pustaka baca keliling akhirnya tercetus ide “Intah Torang Babaca”. Sudah tentu Hardi tidak bisa bergerak sendiri, olehnya itu dia kemudian mengajak Rusli Mole,S.Pd guru honor di Madrasah Aliyah (MA) Alkhairat Pagimana yang juga koordinator dari rumah belajar/rumah baca di Pagimana.
“Alhamdulillah gayung bersambut, bapak Rusli Mole tertarik bersama-sama mengaktifkan kembali kegiatan rumah baca dengan program baru yakni “Intah Torang Babaca”, awal kegiatan dilaksanakan di Pantai Kelurahan Pakowa, Kecamatan Pagimana yang mendapat respon luar biasa. Hal itu tentu menambah semangat kami, modal berupa bahan bacaan milik rumah baca. Saat ini kami sudah memiliki sekira 100 buku bantuan berbagai pihak,” tambahnya sembari tersenyum.
Pada program “Intah Torang Babaca” selain diisi dengan membaca ternyata digelar juga kegiatan lainnya berupa game serta hal positif lainnya. Hardi Mayer berharap program itu selain menimbulkan kembali budaya gemar membaca dapat mencerdaskan dan menjadikan anak yang berprestasi. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengisi waktu anak dengan kegiatan positif yang dapat mengurangi atau menghilangkan ketergantungan anak terhadap pengaruh game online maupun tontonan konten-konten negatif di medsos/youtube, serta meminimalisir terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan anak.
Kegiatan itu rencananya akan laksanakan di seluruh wilayah Kecamatan Pagimana dengan cara bergilir yang terjadwa. Mereka bakal menuju ke desa-desa yang ada di Pagimana serta menggunakan alam terbuka sebagai media untuk berkumpul. Hardi Mayer yakin media alam terbuka akan membuat anak merasa lebih santai, selain itu alam terbuka bisa dijadikan sebagai bahan pengetahuan kepada Anak. Bahan bacaan yakni berita dari media cetak, membaca melalui media elektronik / internet. Menonton film dokumenter maupun film tentang motivasi untuk prestasi anak termasuk bermain permainan tradisional yang saat ini sudah mulai jarang dimainkan serta membuat kerajinan tangan.
Harapan anggota Polri ini tidaklah muluk-muluk, dia ingin program ini mendapatkan respon positif baik dari masyarakat maupun pemerintah daerah. Salah satunya melalui penggelontoran dana desa dengan mengusulkan kepada para kepala desa untuk memasukkan anggaran pemberdayaan masyarakay dengan pengadaan buku bacaan serta pustaka desa sehingganya pada saat mereka turun lapangan bahan bacaan sudah tersedia. Hal itu bisa juga menjadi inventaris desa yang bisa digunakan anak kapan saja. (ikb)