BanggaiKABAR DAERAH

Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga di Banggai Kepulauan, PEP Donggi Matindok Field Mendapatkan Apresiasi Gubernur Sulteng

294
×

Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga di Banggai Kepulauan, PEP Donggi Matindok Field Mendapatkan Apresiasi Gubernur Sulteng

Sebarkan artikel ini

KABAR LUWUK – Keberhasilan Pertamina EP Donggi Matindok Field, bagian dari Zona 13 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, mempertahankan capaian PROPER Emas melalui program pemberdayaan masyarakat adat Togong Tanga di Desa Leme-Leme Darat, Buko, Banggai Kepulauan, mendapatkan apresiasi dari Gubernur Sulawesi Tengah.

Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga di Banggai Kepulauan, PEP Donggi Matindok Field Mendapatkan Apresiasi Gubernur Sulteng

Penghargaan tertinggi penilaian program lingkungan yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diterima oleh PEP DMF melalui program Simpul Emas (Sistem Pengolahan Madu dan Ekowisata Berbasis Masyarakat) sebagai kelanjutan dari program tahun sebelumnya Kokolomboi Lestari.

Penyerahan Sertifikat PROPER periode 2023 dan 2024 Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan di Palu pada Kamis (24) malam, dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid, didampingi Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah Bambang Hariyanto dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Yopie M.I Patiro.

Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga di Banggai Kepulauan, PEP Donggi Matindok Field Mendapatkan Apresiasi Gubernur Sulteng

GM Zona 13 Andry mengatakan di tengah upaya perusahaan untuk mendukung ketersediaan energi melalui kegiatan eksplorasi dan produksi, PEP Donggi Matindok Field tetap berkomitmen dalam mendukung kinerja keberlanjutan lingkungan dan social. Perusahaan juga mendukung tercapainya agenda internasional Sustainable Development Goals utamanya tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim, dan tujuan 15 Ekosistem Daratan.

Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga di Banggai Kepulauan, PEP Donggi Matindok Field Mendapatkan Apresiasi Gubernur Sulteng

“PEP DMF aktif melaksanakan pencarian sumber cadangan baru untuk mendukung ketersediaan energi terutama di Sulawesi Tengah melalui kegiatan eksplorasi di beberapa lokasi. Dalam menjalankan peran tersebut, kami tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada program lingkungan dan sosial. Program Simpul Emas merupakan salah satu upaya kami memperbaiki kualitas lingkungan dan menyelesaikan permasalahan ekonomi di masyarakat rentan khususnya masyarakat adat Togong Tanga,” tutur GM Zona 13 Andry.

Program ini mengusung inovasi penciptaan mesin pasteurisasi dan vacum cooling untuk mengolah dan meningkatkan kualitas madu. Alat tersebut mengadopsi proses produksi di dalam Central Processing Plan (CPP) diantaranya pada proses regenerasi Triethylene Glycol (TEG) pada sistem Dehydration Unit (DHU) untuk menghilangkan kandungan air pada gas yang kemudian diadopsi menjadi mesin pasteurisasi. Proses pada pompa-pompa menggunakan prinsip Bernoulli dimana efek venturi pada mesin vacum cooling digunakan untuk mendapatkan tekanan ideal pada vacum chamber untuk mempercepat proses pendinginan dan menciptakan kondisi untuk menghalangi sifat higroskopis madu.

Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak menjelaskan bahwa salah satu keberhasilan program ini adalah terjadi pengembangan kawasan konservasi berbasis masyarakat adat, pemanfaatan hutan berbasis apikultur, dan pengembangan eko-edu wisata minat khusus. Ini menjadi solusi dari permasalahan deforestasi yang selama ini dilakukan sebagai kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Keberhasilan model konservasi ini mendorong masyarakat adat Togong-Tanga melakukan replikasi di 6 desa lainnya yaitu Desa Unu, Desa Olusi, Desa Mangais, Desa Meselesek, Desa Alul, dan Desa Komba-Komba sehingga memperluas area perlindungan.

“Kami berharap ini menjadi gerakan perubahan untuk hutan yang lebih lestari dan produktif di Banggai Kepulauan. Upaya ini hanya akan terwujud dengan rasa saling percaya perusahaan dan masyarakat yang kemudian menumbuhkan inisiatif dan pada akhirnya bersama-sama merayakan keberhasilan,” ujar Ridwan.

Melalui program ini, terjadi perbaikan lingkungan berupa 13,44 Ha lahan direstorasi dan 14,6 peningkatan indeks kehati fauna. Selain itu, program ini juga menimbulkan dampak peningkatan ekonomi dan kesejahteraan yakni peningkatan pendapatan petani madu sebesar Rp 1.4 juta -Rp8 juta, diversifikasi pendapatan melalui wisata minat khusus, terdapat 9 merchant pemasaran produk online dan offline, juga replikasi enam desa konservasi. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *