BanggaiKABAR DAERAH

Aril Latief, Anak Sopir Angkot yang Bertekad Membangun Pertanian Modern di Banggai

1114
×

Aril Latief, Anak Sopir Angkot yang Bertekad Membangun Pertanian Modern di Banggai

Sebarkan artikel ini
Aril Latief, Anak Sopir Angkot yang Bertekad Membangun Pertanian Modern di Banggai
Aril Latief, Anak Sopir Angkot yang Bertekad Membangun Pertanian Modern di Banggai

KABAR LUWUK – Aril Latief, pria berusia 19 tahun asal Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai ini membuktikan bahwa latar belakang sederhana bukanlah penghalang untuk mencapai impian besar.

Sebagai putra sulung dari Budianto Latief, seorang sopir angkutan umum, dan Sandra Walandouw, ibu rumah tangga, Aril tumbuh di Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Meski berasal dari keluarga dengan penghasilan terbatas, Aril memiliki mimpi besar untuk memajukan pertanian di daerahnya.

Kesempatan datang ketika DSLNG (Donggi-Senoro LNG), perusahaan gas alam cair yang beroperasi di wilayah Kabupaten Banggai, membuka program Pelatihan Pertanian Berkelanjutan Terpadu. Program ini ditujukan untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan memberikan mereka pengetahuan tentang teknologi pertanian modern. Aril terpilih sebagai salah satu dari enam pemuda yang mengikuti pelatihan ini di Pusat Pelatihan OISCA-Jepang, Sukabumi, Jawa Barat.

Aril Latief: Pemuda Inspiratif yang Bersiap Magang ke Jepang untuk Membawa Ilmu Pertanian Modern ke Kabupaten Banggai
Aril Latief (kaos merah-red) tengah melakukan penanaman padi saat menjalani program pelatihan pertanian berkelanjutan terpadu di Sukabumi. (Foto: Istimewa)

Pelatihan pertanian yang mengubah hidup, dalam pelatihan tersebut, Aril belajar berbagai keterampilan yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan. Ia diajarkan teknik bercocok tanam komoditas unggulan seperti melon, semangka, cabai, dan tomat. Selain itu, ia juga mempelajari cara membuat pupuk cair alami serta teknik penyemaian yang lebih efektif.

“Kami tidak hanya belajar cara bertani, tapi juga diajarkan cara merawat tanaman agar hasil panennya lebih maksimal,” kata Aril dengan penuh semangat.

Tidak hanya itu, peserta pelatihan juga diperkenalkan dengan dasar-dasar bahasa Jepang. Mengingat pelatihan ini bekerja sama dengan OISCA-Jepang, bahasa menjadi modal penting untuk memperlancar komunikasi dan memperkaya pengalaman mereka.

Setelah pelatihan selesai, Aril langsung menerapkan ilmu yang ia peroleh. Dengan penuh dedikasi, ia memulai menanam cabai di sekitar rumahnya. Usaha sederhana ini berhasil menarik perhatian masyarakat setempat, yang mulai mengikuti langkah Aril dalam menerapkan teknik pertanian modern.

Aril Latif
Aril Latif saat menimba ilmu dalam program Pelatihan Pertanian Berkelanjutan Terpadu di Sukabumi.

Ia juga bekerja sama dengan DSLNG untuk mengelola demplot cabai di lingkungan sekitar perusahaan. “Ini masih langkah awal, tapi saya yakin kami bisa meningkatkan produksi dan kualitas hasil tani di daerah kami,” ungkap Aril.

Keberhasilan Aril selama pelatihan menarik perhatian instruktur dari OISCA-Jepang. Aril dan tiga rekannya mendapatkan tawaran untuk magang di Jepang selama dua tahun. Namun, hanya Aril yang menerima kesempatan tersebut. Ini adalah pencapaian besar bagi pemuda yang tumbuh di keluarga sederhana, yang menunjukkan bahwa kerja keras dan semangat belajar selalu membuahkan hasil.

“Saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini. Saya berharap ilmu yang saya pelajari di Jepang bisa membantu pertanian di Banggai berkembang,” kata Aril.

Pada Desember 2024, Aril dijadwalkan berangkat ke Jepang setelah menyelesaikan pelatihan bahasa Jepang yang akan dimulai pada September 2024.

Kisah Aril Latief adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda di Banggai. Dari latar belakang yang sederhana, ia membuktikan bahwa dengan kesempatan dan kemauan yang kuat, seseorang bisa meraih impian besar. Meskipun berasal dari keluarga dengan penghasilan terbatas, Aril tidak pernah membiarkan keterbatasan tersebut menjadi halangan untuk maju.

Dengan tekad yang kuat, Aril berharap dapat membawa perubahan besar bagi pertanian di Kabupaten Banggai, serta membuktikan bahwa teknologi pertanian modern dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

“Saya ingin membangun pertanian yang lebih maju, dan saya berharap bisa berkontribusi untuk masyarakat di daerah saya,” pungkasnya.

Perjuangan Aril masih panjang, namun semangatnya yang tak kenal menyerah membuatnya menjadi contoh nyata bahwa mimpi besar bisa diraih, apapun latar belakangnya. Semoga langkah Aril menuju Jepang dan ilmu yang akan ia dapatkan di sana bisa membuka pintu bagi masa depan pertanian yang lebih cerah di Kabupaten Banggai. (IkB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *