KABAR LUWUK – Wartawan Kecewa, Pelantikan DPRD Banggai Tak Beri Akses Optimal. Pada hari pelantikan 35 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banggai masa bakti 2024-2029, kekecewaan mendalam dirasakan oleh sejumlah wartawan yang hadir.
Rapat paripurna yang seharusnya menjadi momen bersejarah, justru memicu protes dari para jurnalis karena keterbatasan akses dalam mengabadikan momen penting pelantikan.Rabu 28 Agustus 2024.
Pelantikan anggota DPRD ini merupakan agenda formal yang dinanti, dihadiri oleh keluarga para anggota dewan terpilih, pejabat pemerintah, serta sejumlah tokoh masyarakat.
Namun, bagi para wartawan yang bertugas meliput acara tersebut, suasana yang diharapkan berjalan lancar ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi.
Salah satu wartawan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa mereka mengalami kendala saat mencoba mengambil gambar momen pengucapan sumpah dan janji para anggota DPRD.
Menurutnya, mereka justru dihadapkan pada situasi di mana akses yang diberikan tidak memadai, dan sebagian besar jurnalis harus berjuang keras untuk mendapatkan posisi yang baik untuk meliput acara penting ini.
“Kami datang untuk meliput prosesi pelantikan, tapi yang terjadi adalah kami kesulitan mendapatkan gambar yang layak.
Banyak jurnalis tidak bisa mendapatkan akses dekat ke anggota DPRD yang sedang dilantik. Ironisnya, beberapa orang yang tidak memiliki ID card justru dibiarkan bebas mengambil gambar,” ungkap salah satu jurnalis yang merasa kecewa.
Situasi ini menjadi lebih buruk ketika momen pelantikan lebih didominasi oleh pengambilan gambar anggota keluarga daripada momen pengucapan sumpah janji anggota DPRD yang diharapkan para wartawan.
Padahal, saat gladi bersih, petugas dan panitia pelantikan sudah memberikan arahan yang jelas terkait teknis peliputan.
Namun, kenyataannya, pada hari pelantikan, banyak wartawan merasa dibatasi aksesnya, sedangkan pihak lain yang tidak memiliki kepentingan peliputan justru diberi kebebasan.
“Seharusnya, kami diberi prioritas untuk mengambil momen penting ini. Ini sesuai dengan tugas kami sebagai jurnalis. Namun, kenyataannya, kami justru diperlakukan berbeda.
Dikatakan acara ini terbuka untuk umum, tapi hanya sebatas ucapan manis saja,” tambah jurnalis lainnya.
Keadaan ini memicu kekecewaan di kalangan media, karena peliputan acara pelantikan merupakan bagian penting dari tugas jurnalistik mereka untuk menyampaikan informasi yang akurat kepada publik.
Wartawan berharap, ke depan panitia pelaksana acara semacam ini dapat lebih memperhatikan hak dan akses para jurnalis yang hadir untuk meliput, sehingga tidak terjadi diskriminasi dalam menjalankan tugas mereka.
Sementara itu, pihak panitia pelantikan belum memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait keluhan ini. Meski demikian, para wartawan berharap situasi serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Mereka juga menuntut adanya evaluasi terkait sistem akses yang diberlakukan dalam acara-acara formal, terutama yang melibatkan peliputan media. (MAM)*