Hasil dari konsistensi para pejuang, hari ini mata dunia menyaksikan, siapa teroris yang sesungguhnya. Kegigihan para pejuang Palestina telah menggerakkan para aktivis, akademisi, ilmuwan, atlet, artis dan masyarakat internasional untuk menyatakan kutukan pada kejahatan Zionis Israel dan dukungan demi terhapusnya penjajahan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di bumi Palestina.
Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat internasional masih memiliki nurani untuk membela kebenaran, menyuarakan pembelaan terhadap mereka yang terjajah dan terampas hak-haknya. Solidaritas mereka menjadi bukti bahwa dunia masih memihak kepada kebenaran, meski ada kekuatan besar yang mencoba terus menutup-nutupi kejahatan mereka.
Gelombang Dukungan untuk Perjuangan Palestina
Sudah seharusnya manusia di seluruh dunia berterima kasih kepada bangsa Palestina karena merekalah yang saat ini berada di garda terdepan dalam perjuangan nilai-niai kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Berkat perjuangan merekalah, manusia di seluruh dunia mengetahui siapa sebenarnya Zionis Israel, kekejaman mereka, dan bagaimana para pemimpinnya melecehkan hukum-hukum internasional, mengacuhkan resolusi perdamaian dan seakan kebal dari semua hukum internasional.
Dari kegigihan dan perjuangan merekalah mata dunia menyaksikan sifat-sifat buruk Yahudi, dan berbagai pelanggaran kemanusiaan mereka saat ini terbongkar dengan jelas, diekspos di berbagai media, disaksikan oleh seluruh umat manusia.
Beberapa pekan terakhir, muncul gerakan “All Eyes On Rafah” di media sosial yang telah dishare (dibagikan) sedikitnya 35 juta kali dalam 24 jam. Gerakan tersebut mengajak masyarakat internasional untuk memperhatikan kota Rafah, wilayah paling selatan Gaza yang menjadi tempat terakhir para pengungsi Palestina.
All Eyes On Rafah membawa pesan kepada dunia bahwa Zionis Israel semakin membabi buta melakukan serangan kepada warga sipil Palestina. Kondisi kritis Rafah hendaknya menjadi perhatian seluruh masyarakat dunia bahwa di sana ada jutaan manusia yang sangat memerlukan bantuan kemanusiaan.
Gerakan itu sekaligus menunjukkan keteguhan rakyat Palestina yang tetap bertahan di tengah gempuran militer Zionis Israel. Mereka tetap tidak bergeming, walaupun harus menanggung ancaman kematian yang bisa saja datang setiap saat.
Gelombang Masuk Islam di Eropa dan Amerika
Ketabahan dan kesabaran warga Palestina, khususnya di Gaza telah membuat banyak orang Eropa dan Amerika berempati dan akhirnya mereka memutuskan memeluk agama Islam, yaitu agama yang dipeluk oleh mayoritas rakyat Palestina.
Ketua Yayasan Masjid Granada dan Komunitas Islam di Spanyol, Umar del Pozo.
mengungkapkan, setidaknya setiap masjid di wilayah Andalusia Selatan menerima satu hingga dua warga yang masuk Islam (mualaf) setiap pekannya pasca agresi Zionis ke Gaza 7 Oktober 2023 silam.
“Mereka melihat serangan yang brutal dan kebohongan Israel selama ini. Akibatnya, mereka mulai mengajukan lebih banyak pertanyaan di benak mereka dan orang-orang di sekitar mereka,” ujar del Pozo.
Sementara itu, tiktoker asal Amerika Serikat (AS), Alessia membagikan cerita yang melatarbelakangi dirinya mau mempelajari Al-Qur’an pasca peristiwa 7 Oktober. Keinginan itu muncul setelah ia menyaksikan apa yang terjadi di Palestina dan warganya dengan keimanan tinggi, bahkan setelah kehilangan segalanya.
Tokoh AS lainnya, Megan Rice juga memutuskan menjadi mualaf setelah menyaksikan ketabahan dan kesabaran warga Palestina di Gaza atas ageris Zionis Israel. Ia kerap membagikan link bertajuk “Nonmuslim Membaca Al-Qur’an” di akun media sosialnya.
Aktivis HAM asal AS lainnya, Shaun King juga mengaku ikut terenyuh dengan penderitaan warga Jalur Gaza Palestina akibat agresi Israel sejak 7 oktober lalu. King kemudian memutuskan untuk memeluk agama Islam pada Senin 11 Maret 2024 lalu.
Ia memutuskan menjadi mualaf bersama sang istri, Rai King, sehari sebelum Ramadan 1445. Keduanya membaca kesaksian dua kalimat syahadat di masjid Valley Ranch Islamic Center Dallas, Texas, dibimbing Imam Omar Suleiman.
Ummat Islam dan Kristen, bahkan Yahudi hendaknya berterima kasih kepada Rakyat Palestina karena merekalah yang menjadi penjaga tempat suci, Baitul Maqdis (Bait Suci sebutan bagi umat Kristen) dari aksi penyerbuan dan penodaan yang dilakukan Zionis Israel.
Dengan kegigihan bangsa Palestina, terutama mereka yang tinggal di sekitar Yerusalem, maka kesucian Yerusalem sebagai kota suci bagi tiga agama masih terjaga hingga saat ini.
Bintang Mahaputera untuk Bangsa Palestina
Bangsa Indonesia juga sepantasnya berterima kasih kepada bangsa Palestina karena para tokoh merekalah yang membantu perjuangan bangsa Indonesia dalam kancah diplomasi internasional hingga kita mendapatkan kemerdekaan.
Seorang Mufti Palestina, Sayyid Al-Amin Al-Husaini (1895-1974 M) memberi kontribusi besar kepada Indonesia. Ia mengumandangkan kemerdekaan Indonesia ke dunia melalui Radio Berlin berbahasa Arab.
Sayyid Al-Amin Al-Husaini juga aktif melobi banyak pemimpin negara Arab untuk mengakui dan membela kemerdekaan Indonesia. Berkat jasanya, Indonesia diakui pertama kali secara de facto dan de jure oleh Mesir dan diikuti oleh Suriah, Lebanon, serta beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Selain Al-Amin Al-Husaini, ada Muhammad Ali Taher (1896-1974 M) yang menyumbangkan seluruh hartanya untuk perjuangan bangsa Indonesia saat agresi militer Belanda ke-2 pada 1948. Ia menyerahkan seluruh hartanya kepada Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, Mohamed Zein Hassan.
Muhammad Ali Taher dikenal sebagai seorang wartawan, sekaligus saudagar. Ia mendirikan beberapa media di Mesir yang ia gunakan untuk perjuangan, termasuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Beberapa surat kabar miliknya antara lain: Ashoura, Al-Shabab, dan Al-Alam Al-Masri.
Pada 1973, Presiden RI kedua Soeharto memberikan penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana kepada Muhammad Ali Taher. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan dan penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia (*).
Penulis Imaam Yakhsyallah Mansur adalah Pembina Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia.