Oleh : Irwan K Basir (Pimpinan Redaksi)
KABAR LUWUK – Taman Kehati Lestari Kokolomboi merupakan taman keanekaragaman hayati yang terletak di wilayah Dusun Kokolomboi, Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
Berpenduduk sekira 562 jiwa, Desa Lemeleme Darat terbagi menjadi tiga dusun, salahsatunya yakni Dusun Kokolomboi yang dihuni tidak lebih dari 55 jiwa. Mayoritas warga di dusun ni pada awalnya bekerja sebagai pemburu dan perambah hutan sekitar yang mengakibatkan adanya ancaman sejumlah habitat endemik Banggai Kepulauan.
Pembalakan hutan, perburuan satwa langka dan endemik, pembukaan lahan yang tidak ramah lingkungan serta sangat bergantung pada alam menyebabkan laju deforestasi tidak terbendung yang berujung rusaknya habitat fauna mulai terlihat.
Melihat kondisi itu, membuat Labi Mopok warga Dusun Kokolomboi yang juga Ketua Pengelola Taman Kehati terpanggil, untuk segera melakukan upaya perubahan dan penyelamatan. Bapak tiga orang anak ini kemudian berupaya mengajak warga agar tidak lagi melakukan hal yang merusak hutan serta habitat yang ada di lokasi itu.
Diceritakan Labi, kemauan berubah dan menjadi penggerak itu saat dirinya berinteraksi dengan wisatawan asing yang mengunjungi desanya. Wisatawan ini mencari keberadaan dan habitat Gagak Peling yang berstatus Kritis dan Tarsius Peling yang statusnya terancam.
“Saya senantiasa berupaya mengajak masyarakat menjaga hutan seluas kurang lebih 13,6 HA yang ada di dusun kami yang menjadi habitat lima hewan endemik Banggai Kepulauan termasuk Tarsius dan Gagak Peling. Saya yakin dengan kesadaran dan kemauan bersama kita dapat menjadi penggerak penyelamat habitat endemik,” tuturnya penuh optimis.
Hanya saja upaya itu menemukan kendala, tidak saja dari masyarakat yang belum mau meninggalkan kebiasaan lama. Namun juga belum ada peraturan yang bisa dijadikan acuan perlindungan termasuk larangan merusak hutan di Dusun Kokolomboi.
Dukungan pemerintah daerah melalui Surat Keputusan Bupati
Kendala itu tidak berlangsung lama, Bupati Banggai Kepulauan menerbitkan Surat Keputusan nomor 395 tahun 2013 tentang penetapan Taman Kehati Kokolomboi sebagai taman keanekaragaman hayati. Sebagai wujud dukungan pemerintah melindungi kawasan hutan habitat sejumlah hewan endemik Bangkep.
Sejak saat itu, Labi makin bersemangat untuk menjaga dan melakukan penataan di sekitar hutan dusun mereka yang telah ditetapkan sebagai taman keanekaragaman hayati. Terlebih kemudian pemerintah daerah menerbitkan SK nomor 412 tahun 2016 tentang pengelolaan taman keanekaragaman hayati Kokolomboi.
“Saya bersama masyarakat semakin bersemangat menjaga kawasan taman kehati Kokolomboi setelah diterbitkannya SK Bupati tentang pengelolahan taman kehati ini. Alhamdullilah telah sepuluh tahun kami merawat taman kehati dan hasilnya mulai terlihat. Bahkan kami sudah memiliki pendapatan dari produksi madu lebah batu dan lebah dahan,” ujar Labi.
Surat Keputusan Bupati nomor 412 tahun 2016 tentang pengelolaan taman keanekaragaman hayati Kokolomboi ini menyebutkan pengelolaan taman kehati ditangani langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai Kepulauan melalui pemberdayaan masyarakat lokal.
Melihat keseriusan serta semangat pemerintah dan masyarakat Kokolomboi itu, menarik perhatian Pertamina EP Donggi Matindok Field yang wilayah kerja mereka berbatasan langsung dengan Desa Leme-Leme.
Partisipasi PEP DMF pada tahun 2021 itu diwujudkan melalui program Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan di bidang lingkungan melalui penandatanganan kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai Kepulauan.
“Taman Kehati Kokolomboi merupakan salahsatu program CSR kami di bidang lingkungan yang berada di wilayah kerja Pertamina EP Donggi Matindok Field,” kata Fitri Erika, Senior Manager Relation Pertamina EP Cepu.
Dengan adanya dukungan PEP DMF itu berdampak positif. Kini taman kehati Kokolomboi telah menjadi salahsatu destinasi ekowisata yang menawarkan sejumlah keaneka ragaman hayati baik flora maupun faunanya.
Memanfaat hasil hutan bukan kayu dari Lebah Madu
Kegiatan inventarisasi dan pemetaan tanaman dan satwa endemik, revitalisasi kelompok dan penguatan kelembagaan serta edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan telah dilaksanakan Labi bersama masyarakat.
Pembangunan fasilitas pembibitan tanaman lokal sebagai langkah pengkayaan pakan alami satwa endemik, perbaikan lahan kritis sebagai langkah pemeliharaan vegetasi rantai. Pendampingan dan pengembangan Proklim bersama Kelompok Adat Togong Tanga. Termasuk Pelatihan budidaya madu dan pendampingan budidaya madu yang ramah lingkungan serta monitoring indeks keanekaragaman hayati terlaksana dengan baik.
Hasilnya saat ini di sekitar dusun Kokolomboi terdapat sekira 235 orang yang memanfaatkan keberadaan taman kehati sebagai lokasi ternak lebah madu. Hasilnya tidak kurang dari 10.000 liter madu batu dan madu dahan bisa diperoleh masyarakat.
Hal ini tentu saja meningkatkan perekonomian masyarakat yang kemudian semakin sadar menjaga dan melestarikan keberadaan taman kehati Kokolomboi.
“Kedepannya saya berharap ada bantuan tanaman palem yang menjadi lokasi bersarangnya lebah batu termasuk adanya ekowisata terintegrasi dengan objek wisata yang ada di sekitar taman kehati,” ungkap Labi yang mampu menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi dari hasil madu.
Program taman kehati Kokolomboi dukungan Pertamina DMF ini telah berhasil memperoleh penghargaan berupa penghargaan nasional bidang lingkungan diraih oleh komunitas adat Togog Tanga, penghargaan nasional dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati Kokolomboi Desa Leme-Leme Darat tahun 2021. Termasuk penghargaan Proklim utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pada tahun selanjutnya program ini kembali meraih penghargaan IGA Awards tahun 2022 kategori konservasi satwa endemik Pulau Peleng melalui perlindungan ekosistem taman kehati Kokolomboi. Penghargaan ISDA tahun 2022 dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI, kategori SDGs 15 ekosistem daratan judul program konservasi satwa endemik Pulau Peleng melalui social – Ecology Approach.
Tahun 2023 taman kehati Kokolomboi kembali meraih penghargaan forum kapasitas nasional kelompok lebah madu (Pertamina EP DMF sebagai pemenang kategori lomba video profile UMKM terbaik. Termasuk penghargaan Indonesia Social Responsibility Award 2023 kategory Biodiversity Conservatiion – Silver Award. Terakhir meraih penghargaan International Primatological Society, Charles Southwick Conservation Education Commitment Award 2023.
Kini rencana pengembangan ekotourism Taman Kehati Kokolomboi terintegrasi serta diseminasi program dan mengembangkan Program Kampung Iklim kebeberapa desa disekitar Kokolomboi jadi program lanjutan PEP DMF di wilayah kerja mereka. (***)