KABAR LUWUK, BANGGAI – Bel sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Luwuk Senin ( 18/10/2021) baru saja berbunyi, sejumlah murid terlihat satu persatu memasuki kelas belajar masing-masing tanpa lagi harus berbaris berkumpul. Begitulah suasana kelas belar tatap muka yang dilaksanakan di Kabupaten Banggai di tengah pandemi.
Kendati pemerintah Kabupaten Banggai melalui surat yang ditandatangani Kadis Pendidikan, tekait kelas belajar tata muka terbatas telah memperbolehkan proses belajar tatap muka namun ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi oleh sekolah. Untuk bisa melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yakni menyiapkan utamanya di bidang penerapan protokol kesehatan (Prokes) serta harus ada ijin dari orang tua siswa kepada pihak sekolah untuk melakukan pembelajaran tersebut.

Guna memenuhi hal itu, pihak MTSN 1 Luwuk berupaya memenuhi dengan menyebar formulir persetujuan orangtua/wali murid serta menerapkan protokol kesehatan dengan menyediakan sejumlah tempat cuci tangan di beberapa sudut sekolah termasuk mewajibkan menggunakan masker selama proses belajar mengajar baik oleh tenaga pengajar maupun para siswanya.
“Para siswa dan tenaga pengajar diwajibkan melakukan vaksinasi terlebih dahulu sebelum kita aktif melaksanakan proses belajar tatap muka terbatas ini, Alhamdullilah untuk tenaga pengajar semuanya telah melakukan vaksin. Untuk para siswa sebagian sudah divaksin dan lainnya dalam proses,” kata Kepala MTSN 1 Luwuk Jamil Hasyim, S.Pd.I,MM.
Sistem belajar tatap muka terbatas yang dilaksanakan di MTSN 1 Luwuk jelas Jamil berpedoman pada petunjuk dan edaran pemerintah. Setiap kelas hanya di isi 50 persen dan pelaksanaan tatap muka terbatas dibatasi waktu selama tiga jam saja.
Tenaga pengajar dan para siswa sebelum memasuki lingkungan sekolah wajib menjalani tes suhu terlebih dahulu. Jika kemudian ada tenaga pengajar atau siswa yang suhu tubuhnya diatas 40 derajat akan dipulangkan guna menjalani pemeriksaan. Termasuk terlebih dahulu dipastikan memakai masker dan mencuci tangan di sejumlah wastafel yang disiapkan.
Mirza Syahzani Khairin siswa kelas VIII A MTSN 1 Luwuk mengatakan dirinya bersama siswa dan siswi lainnya menyambut gembira pelaksanaan kelas belajar tatap muka terbatas yang dilaksanakan di sekolahnya itu. Pasalnya sudah hampir 19 bulan dia bersama temannya hanya menjalani kelas belajar online melalui zoom meeting.
“Selama pandemi in saya hanya melaksanakan sekolah secara online, sejak kelas VII tidak ada pembelajaran tatap muka hingga kenaikan kelas ke kelas VIII. Jelas saya sangat gembira bisa sekolah tatap muka lagi karena bisa berinteraksi langsung dengan kawan juga guru,” jelas Zahwa sapaan akrabnya.
Di kelas VIII A kata Zahwa terdapat sekira 42 siswa dan mereka belajar dengan sistem bergantian, untuk kelasnya melaksanakan pembelajaran pada hari Senin, Rabu dan Jumat atau Selasa, Kamis dan Sabtu yang dirotasi sesuai jadwal. Mereka belajar tatap muka selama tiga jam non stop dengan waktu istirahat dalam kelas selama lima menit saja.
“Senanglah, bisa ketemu teman dan guru, lucunya karena kelas belajar online sudah cukup lama. Saya bahkan tidak mengenal kawan kelas saya secara langsung dan tidak pernah berinteraksi dengan mereka. Tapi sejak dimulainya kelas belajar tatap muka terbatas ini saya bisa mengenal mereka lebih dekat dan berinteraksi sosial dengan kawan-kawan,” lanjutnya.
Hal senada diungkap Safara Pallao murid kelas VIII E MTSN 1 Luwuk yang mengaku gembira bisa melaksanakan kelas belajar tatap muka terbatas ini. Dengan adanya kelas belajar itu dia bisa berinteraksi langsung dengan teman dan tenaga pengajar di sekolah.
Pricilia A Lumy wali murid Zahwa mengaku senang anaknya itu bisa kembali bersekolah secara tatap muka. Pada awalnya memang ada kekhawatiran akan penyebaran covid-19 dilingkungan sekolah, namun dengan pengetatan juga penerapan protokol kesehatan maka rasa khawatir itu hilang.
“Jelas khawatir, apalagi beberapa waktu lalu Kabupaten Banggai sempat menjadi zona merah penyebaran covid-19. Namun saya yakin banyak pertimbangan dan telah melalui serangkaian tahapan sehingga kemudian sekolah belajar tatap muka terbatas ini dilaksanakan. Saya sudah menandatangani persetujuan mengikutkan anak saya kelas belajar tatap muka itu,” katanya.
Kendati demikian, Ia berharap agar pengecekan atau treasing dan testing secara berkala bisa dilakukan secara acak di sekolah tersebut. Hal itu katanya guna mengetahui apakah ada tidak tenaga pengajar maupun siswa yang tidak sehat atau telah terpapar covid-19 saat berinteraksi di luar lingkungan sekolah. (IKB)