IMIP < Bawaslu-ads
BanggaiKABAR DAERAH

Potensi Penyalahgunaan Dana BOS Jadi Instrumen Politik di Banggai, Suara Mahasiswa Menggema

322
×

Potensi Penyalahgunaan Dana BOS Jadi Instrumen Politik di Banggai, Suara Mahasiswa Menggema

Sebarkan artikel ini
Keresahan Aktivis Mahasiswa terkait Dugaan penyalahgunaan Dana BOS oleh Dinas Pendidikan yang akan di jadikan instrumen kampanye.
Keresahan Aktivis Mahasiswa terkait Dugaan penyalahgunaan Dana BOS oleh Dinas Pendidikan yang akan di jadikan instrumen kampanye.

KABAR LUWUK  – Potensi Penyalahgunaan Dana BOS Jadi Instrumen Politik di Banggai, Suara Mahasiswa Menggema. Di tengah mendekatnya pemilihan umum 2024, perhatian terhadap Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi tajam.

Di kecamatan Bunta Dandi Abidina, seorang mahasiswa mengungkap kekhawatirannya terhadap potensi penyalahgunaan dana tersebut sebagai alat kampanye politik. Rabu 7/2/2024.

Dalam pembicaraannya, ia menyatakan keprihatinannya akan penggunaan Dana BOS oleh seorang calon legislatif yang juga merupakan istri dari kepala dinas pendidikan.

Dandi Abidina, mahasiswa asal kecamatan tersebut dan Koordinator Daerah Sulawesi Tengah Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Se-Indonesia, mengungkapkan kegelisahannya terkait kabar tersebut. Ia juga merujuk pada dugaan aktivis tentang adanya penyalahgunaan anggaran di dinas pendidikan, termasuk anggaran makanan dan minuman yang dinilai terlalu besar serta penempelan baliho kepala dinas bersama istri di seluruh wilayah kabupaten Banggai.

Informasi yang diterima Dandi dari kepala sekolah di daerah tersebut menambah kecurigaannya. Dana BOS, seharusnya sudah disalurkan sejak bulan Januari, namun dugaannya menguat saat mengetahui bahwa penyaluran akan dilakukan pada bulan Februari, menjelang pemilihan legislatif.

Hal ini menimbulkan pertanyaan akan motif di balik penundaan penyaluran dana tersebut.

Data dari Indonesian Corruption Watch (ICW) menunjukkan bahwa kasus penyalahgunaan Dana BOS untuk kepentingan kampanye pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Pandeglang, Kota Jayapura, Kabupaten Kampar, Riau, dan Provinsi Banten.

Mahasiswa dan aktivis di Banggai bersikap kritis dan berkomitmen untuk mencegah kejadian serupa terulang di daerah mereka.

Dandi menegaskan bahwa mereka hanya menginginkan pelaksanaan pemilu yang bersih, jujur, dan adil.

Namun, jika keadaan ini terjadi, mereka tidak akan tinggal diam. Ancaman aksi besar-besaran disampaikan sebagai bentuk protes terhadap segala bentuk penyalahgunaan dana publik untuk kepentingan politik individu atau kelompok tertentu.

Sebuah peringatan yang cukup kuat bagi para pemangku kepentingan di Banggai, bahwa masyarakat, terutama mahasiswa dan aktivis, akan tetap waspada dan bertindak jika ditemukan adanya tindakan yang merugikan integritas pemilihan umum dan penggunaan dana publik. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *