“Kenapa kita tidak coba. Ahmad Ali agak berbeda dan agak lain dengan kandidat lain. Dengan ‘harapan baru’ bisa menjawab kegelisahan kebanyakan masyarakat Sulawesi Tengah,” kata Irwan pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Irwan, yang juga merupakan politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Tengah, menilai bahwa Ahmad Ali selalu berpikir “out of the box”.
Gagasan dan eksekusi yang diusulkan oleh Ahmad Ali dinilai memiliki potensi untuk memajukan daerah tersebut jika diberi amanah memimpin.
Irwan juga menekankan bahwa tidak sulit untuk membaca arah pikiran Ahmad Ali, terutama dalam hal memajukan Sulawesi Tengah berdasarkan pengalaman gubernur sebelumnya.
“Selama ini, Gubernur Sulteng masih menjalankan kepemimpinan sebagai kepala pemerintahan yang mewakili pemerintah pusat.
Mereka masih dalam mode ‘pilot otomatis’ dan belum berani membuat kebijakan dengan diskresi yang tidak melanggar aturan. Dan Ahmad Ali terlihat mampu melakukan hal itu,” tambah Irwan.
Menurutnya, Sulawesi Tengah membutuhkan pemikiran radikal dalam hal kepemimpinan. Longky Djanggola, gubernur dua periode sebelumnya, memang berhasil menjalankan pemerintahan dan pelayanan publik dengan baik, tetapi menurut Irwan, hal itu masih merupakan rutinitas yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang menjabat sebagai gubernur.
Namun, gubernur berikutnya diharapkan dapat menonjol sebagai pemimpin yang tidak hanya berani, tetapi juga mampu memberikan kesejahteraan nyata bagi masyarakat.
Irwan juga menyadari kritik yang datang terhadap Ahmad Ali, terutama mengenai modal besar yang dimiliki oleh calon gubernur ini.
Beberapa pihak khawatir bahwa modal besar tersebut bisa salah digunakan, tetapi Irwan menekankan bahwa masyarakat harus memberi kesempatan kepada Ahmad Ali untuk membuktikan kapasitasnya jika dia terpilih menjadi gubernur.
“Banyak orang melihat Ahmad Ali modal padat, tapi dia bisa salah dan rusak jika salah pakai dana sendiri untuk kepentingan,” jelas Irwan.
Sementara itu, mantan Kepala Perwakilan Ombudsman Sulawesi Tengah, Sofyan Lembah, juga memberikan pandangannya mengenai calon gubernur yang ideal untuk Sulteng.
Sofyan mengingatkan bahwa keterbukaan adalah salah satu sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang gubernur.
Ia mencontohkan mantan Gubernur Paliudju, yang dikenal terbuka menerima saran dan pemikiran dari para cendekiawan untuk dijadikan pertimbangan dalam membuat kebijakan.
Sofyan menyoroti program Gerakan Membangun Desa yang digagas oleh Paliudju, sebuah program yang didiskusikan dan melibatkan para cendekiawan sehingga bisa masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah provinsi (RPJMP).
Menurutnya, keterbukaan seperti inilah yang perlu diadopsi oleh calon gubernur baru seperti Ahmad Ali jika nanti diberi amanah oleh masyarakat.
Selain itu, Sofyan juga menegaskan pentingnya budaya disiplin kerja yang harus diterapkan oleh Ahmad Ali jika terpilih sebagai Gubernur Sulteng 2024.
Disiplin kerja menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan seluruh program yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan berbagai pandangan dan harapan yang disampaikan oleh para tokoh, Pilkada Sulteng 2024 menjadi ajang pertarungan gagasan dan harapan baru bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
Masyarakat kini menunggu langkah-langkah konkret dari para calon gubernur, khususnya dalam mewujudkan visi-misi yang telah mereka sampaikan.
Harapan besar untuk perubahan dan kemajuan Sulawesi Tengah kini berada di tangan para pemilih yang akan menentukan arah kepemimpinan daerah ini untuk lima tahun ke depan.***