IMIP
BanggaiKABAR DAERAH

Petugas Bea Cukai Luwuk Diduga Peras Pedagang saat Operasi Rokok Ilegal di Touna

×

Petugas Bea Cukai Luwuk Diduga Peras Pedagang saat Operasi Rokok Ilegal di Touna

Sebarkan artikel ini

Korban Sempat di Ikat Menggunakan Lakban Dalam Mobil

KABAR LUWUK – Seorang warga Desa Sabo, Kabupaten Tojo Una Una mengaku menjadi korban pemerasan oknum petugas Bea Cukai Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, dalam sebuah operasi razia terkait peredaran rokok ilegal pada Jumat,(17/1/2025).

Korban yang diketahui berinisial MJ mengungkapkan bahwa ia dipaksa dibawa ke Luwuk, Banggai, tanpa koordinasi dengan pemerintah setempat setelah petugas menemukan rokok ilegal di warungnya bertempat di desa Sabo.

MJ mengaku selama perjalanan menuju Luwuk, tangannya diikat dengan lakban di dalam mobil, dan ia dipaksa untuk koperatif. “Kata mereka, ‘ikut kami ke kantor, kumpul pakaianmu.’ Saya jawab saya hanya pedagang kecil dan minta tolong, tapi mereka tetap memaksa,” ujar MJ.

Menurut MJ selama perjalanan, tepatnya di Desa Balingara, petugas bahkan mengancam akan menutup mulutnya jika tidak koperatif.

Petugas tersebut kemudian menyarankan MJ untuk membayar denda dengan jumlah yang sangat besar, yakni Rp24.529.000, yang kemudian dibayarkan melalui transfer dengan nomor tanda terima TT….06/KBC 1803/2025.

“Saya hanya pedagang warung kecil, Pak. Saya tidak tahu kalau yang saya jual itu ilegal, tolong saya dibebaskan, kata mereka, kalau kau siap tangung denda, siapkan uang begini- begini sekian kita putar balik kesana, dihitung 600 bungkus kali tiga kali lipat dari kena denda “kata MJ menirukan ancaman petugas.

MJ yang merasa tertekan akhirnya setuju membayar sanksi administratif dengan jumlah yang cukup sebesar Rp24.529.000
yang kemudian dibayarkan melalui transfer dengan nomor tanda terima TT….06/KBC 1803/2025.

Kepala Desa Sabo, Ampana Tete, mengonfirmasi bahwa operasi razia tersebut tidak dikoordinasikan dengan pemerintah desa setempat.

“Kami tidak tahu soal operasi ini. Itu juga yang kami sayangkan seharusnya kami diberitahu terlebih dahulu, karena ini warga kami,” kata Kepala Desa.

“Artinya saya selaku pemerintah agak bagaimana juga pak, ini warga kita pak, harusnya hal-hal begini kami ketahui pak,” tambah kades.

Pihak lain menambahkan bahwa operasi resmi semacam ini seharusnya melibatkan koordinasi dengan pemerintah setempat RT, RW, kepala desa dan institusi terkait lainnya.

“Hal-hal seperti ini harus dikoordinasikan, ini kesannya seperti penculikan,” kata salah satu sumber yang memiliki kewenangan di wilayah tersebut.

Sementara itu, petugas Bea Cukai yang terlibat dalam kejadian tersebut, yang diketahui berinisial MA, saat dikonfirmasi pihaknya meminta media untuk datang langsung ke kantor Bea Cukai di Luwuk untuk penjelasan lebih detail.

Dalam konfirmasi melalui telepon, petugas lainnya yang engan disebutkan namanya menegaskan bahwa operasi tersebut sudah sesuai prosedur dan meminta media untuk datang ke kantor.

“Gini bang nanti kita jelasakan lebih bagusnya bapak ke kantor, nanti kita jelasin toh, untuk nama saya jelasnya nanti saya kirimkan surat tugas ke pak Tomi”jelasnya melalui telepon, Selasa (21/1).

Saat ditanyakan tentang apakah operasi ini sudah dikoordinasikan dengan pemerintah setempat dan institusi lainya, petugas Bea Cukai menjelaskan bahwa operasi semacam ini dilakukan secara langsung ke lapangan tanpa perlu koordinasi dengan pemerintah setempat.

“Kami langsung ke toko-toko untuk pengecekan terkait penjualan barang ilegal seperti rokok, dan setiap tahun kami lakukan ini,” tegas petugas lainya.

Terkait pembayaran sanksi administrasi, petugas menegaskan bahwa uang yang dibayarkan MJ masuk ke rekening pengumpulan Bea Cukai Banggai dan akan disetorkan ke Bea Cukai pusat.

“Abang datang ke kantor aja bang biar detail, abang bawa surat tugas media dari mana, biar dapat informasi jelas toh supaya abang juga bisa liat ada barang yang kami tindak disini,” jelas petugas.

Namun, pengikatan tangan warga dan pemungutan denda tanpa koordinasi dengan pihak terkait setempat menimbulkan pertanyaan mengenai prosedur yang diterapkan oleh Bea Cukai Luwuk.

Banyak pihak mempertanyakan apakah tindakan tersebut sudah sesuai dengan hukum dan prosedur yang berlaku, ataukah ada unsur pemaksaan dalam penegakan hukum.

Hingga berita ini diterbitkan, nama lengkap petugas Bea Cukai yang terlibat dalam insiden ini belum juga diberikan kepada media ini, meskipun sudah diminta untuk bahan pemberitaan.

Kejadian ini kini mendapat perhatian luas, dengan banyak pihak mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum yang dilakukan oleh Bea Cukai Luwuk. (Metrosulteng.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *