Sebelum melakukan penanaman, ia memilih bibit ubi yang bagus yakni dipilih ubi yang kecil dan justru berbeda dari ubi induknya, kemudian dipotong-potong menyerupai singkong goreng. “Ada jenis ubi yang saya gunakan sebagai percobaan yakni Ubi Baku Tu’u, Manui, Pau Pau Ateno, Kulaluk, dan Butuli. Kemudian ketika saya mau menanam, memilih dulu yang tidak rusak saya harus pilih bibit yang baik,” katanya.
Ia melanjutkan, penanaman ubi Banggai ini sebenarnya tidak memerlukan perawatan khusus seperti tanaman lainnya karena ia hanya memilih bibit ubi tersebut yang kemudian dipotong-potong dan potongan ubi direndam CVT jenisnya homaks dengan dtan M45 selama 1 jam saja.
Mahasiswi alumni S1 dari Universitas Tadulako (UNTAD) Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi, S2 Universitas Hasanudin (UNHAS) Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi, yang juga merupakan istri dari Serka Hadimus Madiles Anggota TNI AD Koramil 1308-08/Banggai, dan selaku Babinsa Pososlalongo ini merasa terpanggil dan yakin bahwa hasil penelitiannya akan berhasil dengan baik, meskipun banyak warga yang tidak percaya dengan memotong kecil-kecil ubi dapat hidup.
Akhirnya, dengan jerih payahnya selama 7 bulan ini, hasil tanaman ubinya bahkan lebih besar dari bibitnya. Ia juga yakin bahwa ubi-ubi lainnya bisa dikembangkan seperti ubi Banggai. Dengan hasil yang dilakukan tersebut, ia berharap pemerintah Kabupaten Banggai ikut peduli dengan pangan lokal karena jika dikelola dengan baik dan ada tempat pemasaran, hasilnya dapat menambahkan ekonomi warga Banggai Laut. (Rls)