KABAR LUWUK, BANGGAI – Wilayah Kabupaten Banggai merupakan salah satu wilayah administratif tingkat II di Provinsi Sulawesi Tengah. Tercatat luas wilayah kabupaten ini mencapai 9.672,70 km², dan berpenduduk sebanyak 376.808 jiwa. Pada tahun 2021, terdata ada 6.921 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tumbuh di Banggai.
Guna menjembatani distribusi dan pemasaran hasil UMKM di Banggai yang terdiri dari 23 kecamatan, 46 kelurahan dan 291 desa, ini lahirlah salah satu jasa layanan bernama Draiv yang dikembangkan dua pemuda bernama Ishak Umar selaku CEO dan Syaiful Usman owner sekaligus Developer IT Draiv dari Luwuk sebagai ibu kota kabupaten.
Sejak diluncurkan secara publik pada 2020, tercatat sudah 25 ribu akun yang sudah mengunduh aplikasi Draiv dan menggunakannya sehari-hari. Visitor aplikasi Draiv tercatat sebanyak 2.000 per hari dengan omzet bulanan mencapai angka miliaran rupiah.
Menariknya lahirnya layanan jasa Drive di Kabupaten Banggai karena keresahan Syaiful Usman yang terbiasa menggunakan apikasi layanan jasa semisal Gojek dan Grab saat dirinya berada di Jakarta. Setibanya di Kabupaten Banggai proses transaksi dan layanan jasa belum tersedia sehingga lulusan Informatika di Gorontalo ini kemudian berpikir membuat aplikasi layanan jasa yang pada awalnya akan diberi nama Delivery namun kemudian berganti menjadi Draiv.
Selain sebagai serana pendukung transportasi, Draiv juga menyediakan layanan lain seperti pesan antar makanan, kirim barang, belanja barang, jasa laundry, pembelian pulsa dan voucher game serta sedekah online. Tidak terbatas sampai disitu, Draiv terus mengembangkan layanan lainnya yang dapat memudahkan masyarakat sekitar.
Awal diluncurkan hanya sekitar 50 UMKM Kuliner yang terdaftar, dengan mitra layanan 50 draiver terdiri dari 30 motor dan 20 mobil. Namun saat ini khusus di Kabupaten Banggai saja sudah ada sekira 200 draiver motor dan mobil dengan mitra UMKM Kuliner sebanyak 500 telah bergabung. Per hari yang aktif 30 lebih mobil motor dan UMKM kuliner sekitar 300. Diperkirakan pada tahun 2022 jumlah driver dan UMKM kuliner yang bergabung akan terus bertumbuh.
“Awalnya, saya di Jakarta lama. Syaiful juga lama kerja di Kalimantan, keresahan awal karena terbiasa pakai aplikasi Grab dan Gojek. Setiba di Luwuk tidak ada. Akhirnya jadi pemicu untuk membuat aplikasi serupa dan alhamdulilah mendapat respon masyarakat,” jelas Ishak kepada sejumlah jurnalis.
Menurut Yanto L Balubi pemilik Waroeng Bang Alex, setelah bermitra dengan Draiv omzetnya bertumbuh hingga 300% dari nilai awal Rp20 juta per bulan kini bisa mencapai Rp60 juta perbulannya. Demikian pula menurut Muhamad Khaeran salah seorang driver motor aplikasi Draiv bahwa pendapatannya perbulan tergantung pesanan dan rajin tidaknya driver. Jika bermalas-malasan sebulan bisa memperoleh pendapatan sekira Rp1,5 juta namun jika rajin pendapatannya bisa menyentuh angka Rp6,5 juta per bulan.
Informasinya layanan aplikasi ini melalui CV Mitra Indoteknologi yang memayungi Draiv memungut 10 persen untuk setiap transaksi. Analisis sederhananya dengan perkiraan nilai terendah, jika setiap hari ada lebih dari 200 driver dan 500 UMKM kuliner dengan rata-rata transaksi satu konsumen kuliner sebesar Rp15.000 dan jasa transport sebesar Rp5.000 maka sebulan ada sekira Rp30.000.000 uang jasa driver dan Rp225.000.000 transaksi kuliner.
Maka total transaksi untuk satu driver dan satu pelaku UMKM untuk satu transaksi per hari maka dalam sebulan mencapai Rp255.000.000, sehingga bisa diperoleh nilai pendapatan Draiv berupa 10% mencapai Rp25.500.000 per bulan.
Hanya saja dengan cuma satu aplikasi layanan jasa transportasi tersedia di daerah ini maka ada kemungkinan terjadinya monopoli yang secara tidak langsung berimbas pada kurangnya persaingan semisal tarif dan layanan lainnya. Sejumlah warga berharap layanan semisal GOJEK dapat hadir dan berkompetisi di wilayah Kabupaten Banggai. (***)
Tulisan oleh : Irwan K Basir Dalam rangka mengikuti Kreasi Pewarta Anak Bangsa 2021 merupakan hasil kolaborasi Gojek dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)