KABAR LUWUK – Pelatihan Tata Boga bagi Warga Binaan Lapas Luwuk, Bekal untuk Masa Depan. Dalam upaya memberikan bekal keterampilan yang berguna bagi masa depan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk mengadakan pelatihan kemandirian di bidang tata boga untuk warga binaan.
Pelatihan ini diselenggarakan di Gazebo Stand Pameran Lapas Luwuk dan menjadi salah satu rangkaian acara memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Acara ini terlaksana berkat kerja sama antara Lapas Luwuk dan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banggai, dengan harapan warga binaan memperoleh keterampilan dasar dalam pembuatan kue dan roti yang dapat menjadi modal usaha ketika mereka telah kembali ke masyarakat.
Pembukaan acara berlangsung khidmat, diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa. Berbagai pihak hadir dalam kegiatan ini, termasuk Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banggai, Melpin K. Mandagi, dan Kepala Lapas Kelas IIB Luwuk, Efendi Wahyudi.
Dalam sambutannya, Efendi Wahyudi menyampaikan pentingnya pelatihan tata boga ini sebagai bekal keterampilan praktis bagi warga binaan setelah mereka menyelesaikan masa pidana.
“Pelatihan seperti ini merupakan langkah nyata dalam membekali saudara-saudara kita yang sedang menjalani masa binaan di Lapas.
Dengan keterampilan yang diberikan, mereka diharapkan mampu mandiri dan berkontribusi positif bagi masyarakat setelah kembali ke luar lapas,” ungkap Efendi Wahyudi.
Sebanyak 20 warga binaan, terdiri dari 10 pria dan 10 wanita, terlibat dalam pelatihan ini. Sebagai simbolis pembukaan, dua peserta menerima penyematan tanda peserta oleh Kepala Lapas dan perwakilan dari Dinas Koperasi dan UKM.
Momen ini menggambarkan komitmen Lapas Luwuk dalam mendukung program rehabilitasi yang bertujuan untuk membantu reintegrasi sosial warga binaan setelah mereka bebas.
Dalam pelatihan ini, instruktur berpengalaman, Ibu Lidya dan Ibu Cika, memberikan pengajaran langsung kepada para peserta. Para instruktur tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik pembuatan kue dan roti.
Mereka berbagi tips praktis, mulai dari proses pencampuran bahan, teknik pemanggangan, hingga cara mengemas produk dengan baik. Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi, memperlihatkan keinginan kuat untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang baru.
Melalui pelatihan ini, Lapas Luwuk juga berupaya berkontribusi terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Produk yang dihasilkan dari pelatihan ini diharapkan dapat dijual, sehingga memberikan nilai tambah ekonomi dan sekaligus mendukung pembiayaan program-program rehabilitasi lainnya di Lapas.
Hermansyah Siregar, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, turut mengapresiasi pelatihan yang digelar oleh Lapas Luwuk ini. Ia menilai program ini sebagai langkah positif yang dapat membuka peluang bagi warga binaan untuk beradaptasi di luar lapas setelah menyelesaikan masa hukuman mereka.
“Saya sangat mengapresiasi langkah Lapas Luwuk dalam menyediakan pelatihan keterampilan seperti ini. Kegiatan ini menunjukkan bahwa rehabilitasi di lapas tidak hanya sekedar teori, tetapi benar-benar diimplementasikan,” ujar Hermansyah.
Lapas Luwuk merencanakan untuk terus mengadakan kegiatan serupa demi meningkatkan keterampilan dan nilai ekonomi bagi warga binaan. Program ini juga diharapkan dapat menyiapkan warga binaan menghadapi tantangan di luar lapas sehingga mereka bisa berkontribusi secara positif di tengah masyarakat.
Dengan keterampilan tata boga ini, para peserta diharapkan dapat mandiri setelah kembali ke masyarakat. Pelatihan ini bukan hanya untuk mendukung masa depan mereka, tetapi juga mengukuhkan peran Lapas sebagai lembaga yang tidak hanya berfokus pada pemidanaan, namun juga rehabilitasi dan pengembangan keterampilan bagi warga binaan demi masa depan yang lebih baik. (Red/Humas-LPLuwuk ) **