Salah satu sektor pertanian yang cukup menjanjikan ujar Menteri yakni komoditi jagung, 1 hektar dapat menghasilkan 6-8 ton hasil jagung atau Rp 30 JT, dengan modal 10 juta sudah dapat panen jagung dalam jangka 100 hari.
“Pertanian adalah pilihan, modalnya ; mau, semangat dan tidak pura2 serta tidak korupsi, ” ujarnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Drs. Ma’mun Amir dalam sambutan Gubernur menginformasikan kondisi pertanian di Sulawesi Tengah ;
1. Secara nasional beras Sulawesi Tengah mengalami surplus 86,710 ton sehingga masuk peringkat 9 nasional Tahun 2022
2. NTP Sulawesi Tengah mengalami kenaikan yang pesat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
3. Realisasi KUR Tahun 2022 lebih 3,99 triliun diantaranya berasal dari sektor pertanian.
4. Akibat rusaknya irigasi gumbasa pasca gempa terjadi kekurangan luas tanah 8000 hingga 9000 hektar.
5. Berdasarkan hasil rakor terkait permintaan lahan sebanyak 15 ribu hektar untuk kawasan pertanian prioritas diperoleh luasan 175 ribu hektar lahan.
6. Selain padi dan jagung yang ditargetkan surplus pada tahun 2023 juga dicanangkan surplus kedelai dari luasan 20 ribu hektar.
Sedangkan untuk perkembangan sektor perkebunan ;
1. Untuk kelapa dalam dari luasan 214 ribu hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 30-40%
2. Untuk cengkeh dari luasan 76 ribu hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 30-50%
3. Untuk kopi robusta dari duasan 9.200 hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 50-60%
4. Untuk kakao dari luasan 278 ribu hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak dan penggunaan benih ilegal sebanyak 30-50%
5. Secara umum dari 4 komoditi tersebut membutuhkan upaya peremajaan dan selain itu masih banyak komoditi ekspor yang membutuhkan sentuhan pemerintah pusat diantaranya Pala di Kabupaten Morowali sementara untuk kakao dan kopi permasalahan yang mendasar belum tersedianya benih yang legal di Sulawesi Tengah.