Bawaslu-ads
KABAR NASIONAL

Memahami Keberagaman Suku Bangsa, Modal Jadi Negara Maju

582
×

Memahami Keberagaman Suku Bangsa, Modal Jadi Negara Maju

Sebarkan artikel ini

Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Perdamaian Sedunia. Keberagaman yang dimiliki Indonesia diharapkan menjadi modal kekuatan bangsa untuk menjadi maju dan sejahtera, bukan malah menjadi sumber perpecahan yang menghancurkan kedamaian di masyarakat.

Sumber : VOA Indonesia

KABAR LUWUK, SURABAYA — Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, tapi juga keanekaragaman budaya karena terdiri dari 1.340 suku bangsa. Keberagaman yang dimiliki Indonesia merupakan aset berharga dan kekuatan bangsa untuk menjadi maju dan sejahtera.

Tokoh Masyarakat Sunda Wiwitan, Juwita Jatikususmah Putri, menyebut keberagaman suku, adat, dan bahasa yang dimiliki Indonesia, masih sering dipandang sebagai perbedaan yang menampilkan mana yang paling unggul atau yang paling baik, termasuk dalam praktik menjalankan keyakinannya. Masyarakat adat kata Juwita, sering dianggap sesat atau aneh oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

“Sunda Wiwitan itu sebuah tuntunan hidup, atau sebuah nilai yang secara turun temurun kita dapatkan dari leluhur kita, terutama masyarakat Sunda. Ya boleh disebut bahwa ini adalah sebuah keyakinan yang dijalankan untuk menuntun kehidupan di masyarakat Sunda,” kata Juwita Jatikususmah Putri.

Juwita, yang juga Ketua Bidang Pendidikan di Yayasan Tri Mulya Tri Wikrama, berharap pemerintah dan masyarakat tidak lagi memposisikan agama maupun keyakinan masyarakat adat yang lebih dahulu ada di nusantara, sebagai dua sisi yang saling berhadapan.

“Jadi harusnya pemerintah tidak harus membedakan ada agama yang diakui atau yang tidak diakui, karena justru dengan pernyataan-pernyataan yang terus dikembangkan seperti itu, kita perlahan menafikan kesadaran kita sebagai negara yang berbhineka. Saya pikir tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa adanya suku, adat dan budaya. Kenapa ada Bhinneka Tunggal Ika, pun karena pendiri bangsa ini menghargai kebhinekaan itu sendiri,” jelas Juwita Jatikususmah Putri.

IMIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *