BanggaiKABAR DAERAH

Korban Kekerasan di Sentral Timur Toili Bantah Beniyanto Tamoreka Datang untuk Melerai

292
×

Korban Kekerasan di Sentral Timur Toili Bantah Beniyanto Tamoreka Datang untuk Melerai

Sebarkan artikel ini

KABAR LUWUK – Lutfi Samaduri, Anggota DPRD Kabupaten Banggai, yang menjadi korban kekerasan di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, pada Sabtu (5/4/2025), membantah kabar yang menyebutkan bahwa Anggota DPR RI Beniyanto Tamoreka datang untuk melerai kekerasan yang menimpanya.

Lutfi, yang merupakan Anggota DPRD Banggai dari Fraksi Gerindra, merasa perlu meluruskan informasi yang menyebutkan kehadiran Beniyanto Tamoreka sebagai upaya melerai keributan malam itu. Menurutnya, kehadiran Ketua DPD Golkar Kabupaten Banggai tersebut justru menjadi pemicu terjadinya aksi razia dan kekerasan terhadap dirinya serta rekan-rekannya yang ada di lokasi.

Ia menjelaskan, saat Beniyanto tiba di lokasi kejadian malam itu, ia meminta Lutfi untuk membuka pintu mobil agar bisa dilakukan pemeriksaan. Saat itulah, massa yang ada langsung memeriksa isi mobil dan mengambil berkas-berkas yang ada di dalamnya.

“Karena saya tidak izinkan mereka mengambil dokumen itu, maka di situlah terjadi ketegangan yang berujung pada kekerasan,” ujar Lutfi.

Lutfi juga menyesalkan pemberitaan media yang tidak menyebutkan secara jelas lokasi kejadian. Menurutnya, rumah tempat kejadian tersebut adalah rumah mertuanya, atau orang tua dari istrinya.

“Disebutkan kejadiannya terjadi di salah satu rumah warga, seolah-olah saya berada di rumah orang lain. Padahal, kejadiannya di rumah mertua saya, tempat saya tinggal,” tuturnya.

Saksi lain yang juga berada di lokasi kejadian, Ajan, turut membantah bahwa Beniyanto Tamoreka datang untuk melerai. Menurutnya, Ketua Golkar tersebut justru datang karena mencurigai adanya praktik politik uang.

“Justru Pak Beny datang karena mencurigai kami. Makanya dia suruh buka mobil untuk diperiksa,” ucapnya.

Atas peristiwa tersebut, Lutfi telah menyampaikan laporan kepada pihak kepolisian terkait dugaan penganiayaan dan kekerasan yang mereka alami. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *