KABAR LUWUK – Kajian Jumat di Lapas Luwuk, Ustadz Dwi Kupas Tuntas Ciri-Ciri Orang Munafik. Pagi yang cerah dan teduh menyelimuti Lapas Kelas IIB Luwuk. Semangat para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) terlihat begitu antusias saat mereka berkumpul di Masjid At-Taubah, Lapas Luwuk, untuk mengikuti kajian rutin yang selalu dinantikan setiap pekan.
Kegiatan ini diadakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lapas, yang berada di bawah naungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah. Jumat, 11 Oktober 2024.
Pada kajian kali ini, Ustadz Dwi, Penyuluh Agama dari Kementerian Agama Kabupaten Banggai, hadir untuk memberikan tausiyah dengan tema yang cukup berat namun relevan,
“Ciri-Ciri Orang Munafik.” Seluruh WBP beragama Islam tampak khusyuk mendengarkan ceramah yang disampaikan dengan penuh makna. Ustadz Dwi mengurai satu per satu tanda-tanda orang munafik, sebuah pelajaran penting agar para WBP lebih sadar akan pentingnya kejujuran dan kesungguhan dalam menjalani hidup, terutama dalam konteks memperbaiki diri.
Kegiatan pembinaan spiritual ini merupakan bagian dari upaya Lapas Luwuk untuk memberikan pembinaan mental dan kerohanian bagi WBP.
Dengan harapan bahwa mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik, taat beribadah, dan meninggalkan perilaku buruk. Tujuannya jelas, ketika masa hukuman mereka berakhir, mereka siap kembali ke masyarakat dengan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Kalapas Luwuk, Efendi Wahyudi, menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam membina WBP. “Pembinaan kerohanian merupakan salah satu hak warga binaan yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 22 Tahun 2022.
Ini bagian dari fungsi pemasyarakatan yang bertujuan agar mereka dapat memperbaiki diri dan diterima kembali di masyarakat,” jelas Efendi.
Selain itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah, Hermansyah Siregar, juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan rohani di Lapas Luwuk.
Menurutnya, pembinaan spiritual adalah fondasi penting bagi WBP agar iman dan takwa mereka semakin kuat. “Kegiatan ini membantu mereka memperbaiki diri, sehingga nanti, saat kembali ke masyarakat, mereka bisa diterima dengan baik,” ujar Hermansyah.
Kegiatan pembinaan rutin ini diharapkan dapat terus memberikan dampak positif bagi WBP, tidak hanya selama di dalam lapas, tetapi juga saat mereka telah menjalani kehidupan yang baru di luar. Red/Humas-LPLuwuk ***