KABAR LUWUK – Jalan Trans Sulawesi Lumpuh Akibat Banjir di Desa Huhak di Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai. Musibah banjir bandang pada Rabu (5/7/2023) sore ini. Mengakibatkan jalan utama Trans Sulawesi penghubung antar kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan.
Hujan deras yang melanda wilayah tersebut menyebabkan luapan air yang membawa material lumpur dan kayu log berukuran besar. Sehingga menghalangi aksesibilitas jalan tersebut.

Warga setempat melaporkan bahwa badan jalan masih tertutup lumpur dan material alam, menyebabkan sulitnya akses kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Situasi ini telah menyebabkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan bagi masyarakat setempat yang tergantung pada jalan tersebut untuk mobilitas sehari-hari.
“Jalan Trans Sulawesi Lumpuh untuk saat ini belum bisa dilalui kendaraan,” ujar warga.
Pembalakan jadi sebab banjir
Diperkirakan penyebab utama banjir ini adalah akibat dari penggundulan hutan yang tidak bertanggung jawab dan kekurangan infrastruktur irigasi yang memadai. Ketika air meluap, tidak ada jalur yang cukup untuk menampung volume air yang tinggi, sehingga mengalir ke jalan raya dan mengakibatkan banjir bandang.
Banjir bandang ini memberikan dampak serius bagi masyarakat setempat. Selain terganggunya akses transportasi kendaraan, juga terjadi kerugian materiil yang signifikan dan meningkatnya risiko bahaya bagi keselamatan manusia. Oleh karena itu, langkah tanggap darurat perlu segera diambil oleh pemerintah daerah dan instansi terkait untuk membersihkan jalan dan memulihkan aksesibilitas bagi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Banggai dan instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan, telah diminta untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan darurat. Proses pembersihan dan pemulihan jalan sedang dilakukan dengan upaya maksimal agar jalur Trans Sulawesi dapat segera digunakan kembali oleh kendaraan dan masyarakat. Selain itu, penting juga untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi jalan dan sistem pengelolaan air di wilayah tersebut guna mengurangi risiko terjadinya banjir serupa di masa depan.
Hingga saat ini belum terlihat adanya pengerahan kendaraan alat berat untuk membuka akses jalan. Sejumlah warga secara manual membersihkan badan jalan agar bisa dilalui kendaraan roda dua.