Upaya Masyarakat dan Pemerintah dalam Mitigasi Krisis Iklim dan Stunting
Bupati Banggai Amirudin Tamoreka menyebutkan salah satu kendala yang ditemukan di beberapa desa dengan stunting oleh pemerintah daerah adalah kondisi sanitasi dan air bersih. Dua aspek ini saling terkait dan berhubungan dengan kejadian stunting.
“Berbagai penelitian membuktikan bahwa ketersediaan air bersih dan praktek sanitasi yang kurang menyebabkan angka kejadian penyakit infeksi dan inflamasi. Dua faktor itu mempengaruhi saluran pencernaan pada bayi, sehingga mempengaruhi terjadinya stunting. Untuk itu, faktor ini harus memperoleh perhatian dalam upaya percepatan penurunan stunting,” kata Amirudin.
Dia juga menjelaskan berdasarkan hasil analisis situasi Tahun 2020, pencegahan stunting di Kabupaten Banggai berfokus pada lebih 55 desa dari 291 desa. Oleh karena itu, menurut dia perlu kegiatan yang terstruktur, sistematis, dan masif dari petugas kesehatan dan elemen masyarakat. Program ini merupakan proses mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting dalam wilayah kabupaten. Program dan praktik manajemen layanan penting untuk memahami permasalahan tentang rendahnya integrasi intervensi gizi prioritas pada sasaran rumah tangga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
“Tentu saja untuk memahami tuntutan kondisi tersebut, maka kualitas pengelola program penurunan stunting Kabupaten Banggai secara terus-menerus dan berkesinambungan. Ini adalah salah satu persyaratan yang perlu menjadi pedoman meningkatkan kualitas pengelolaan program penurunan stunting Kabupaten Banggai,” jelas Bupati.
Menurut dia, pemerintah daerah bersama perusahaan hulu pengelola gas yang ada di Batui Selatan dan sejumlah yayasan sejak Tahun 2022 secara berkesinambungan membangun fasilitas air bersih dan sanitasi di wilayah Dusun Tombiobong. Harapannya pada Tahun 2024 seluruh keluarga di dusun memiliki akses air bersih dan sanitasi.
Hanya saja bilik mandi, cuci, kakus yang terbuat dari papan kayu kini telah banyak yang rusak termakan usia. Demikian pula dengan jaringan air bersih sebagian telah rusak. Rika Syaifudin, Anggota DPRD Kabupaten Banggai perwakilan daerah pemilihan IV meliputi wilayah Kecamatan Batui Selatan menyebutkan pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan harus terintegrasi guna menanggulangi dan pencegahan stunting. Perubahan iklim katanya harus menjadi perhatian serius yang tentu saja dilakukan bersama-sama.
“Saya rasa ini pekerjaan bersama yang harus dituntaskan. Perubahan iklim dan stunting terutama di komunitas adat memang menjadi tantangan tersendiri. kendati demikian persoalan ini sudah barang tentu harus ada upaya mitigasinya sejak dini,” kata anggota legislatif partai Golkar ini.