Stunting di Masyarakat Adat Kahumamahon
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai I Wayan Suartika menjelaskan stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk asupan gizi yang tidak memadai, infeksi berulang, sanitasi yang buruk, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan.
Sejumlah penyebab stunting, kata dia adalah asupan gizi yang tidak memadai dan kekurangan nutrisi selama kehamilan. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi, terutama zat besi dan yodium, berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang dapat meningkatkan risiko stunting.
Kurangnya pemberian ASI eksklusif kata Wayan juga menjadi faktor penyebab stunting. ASI, katanya mengandung nutrisi penting untuk pertumbuhan bayi. Kurangnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan bayi mengalami kekurangan nutrisi.
Tidak itu saja, pola makan yang tidak seimbang misalnya konsumsi makanan yang tidak bervariasi dan tidak mengandung nutrisi yang cukup, terutama protein, vitamin, dan mineral dapat menyebabkan stunting. Kekurangan vitamin dan mineral misalnya vitamin A, zat besi, dan yodium dapat menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak. Infeksi berulang turut jadi penyebab stunting. Sanitasi katanya jadi faktor lainnya yang dapat menyebabkan stunting, karena sanitasi yang buruk, seperti kurangnya akses ke air bersih, dan sanitasi yang layak dapat meningkatkan risiko infeksi dan stunting.
“Anak yang sering sakit infeksi, seperti diare, pneumonia, dan infeksi saluran kemih, dapat mengalami gangguan penyerapan nutrisi dan pertumbuhan yang bisa menyebabkan stunting,” ujar Wayan.
Menurut Zainal Abidin, Kepala Desa Maleo Jaya, jumlah seluruh penduduk pada tahun 2024 tercatat ada 1.100 jiwa yang terdiri dari 575 lelaki dan 525 perempuan. Jumlah kepala keluarga sebanyak 323 yang mendiami empat dusun di desa tersebut.
Salah satu dusun, kata Zainal dihuni oleh masyarakat adat Kahumamahon yang pada awal penempatan pada Tahun 2011 berjumlah 300 jiwa terdiri dari 35 kepala keluarga. Jumlah penduduk Dusun Tombiobong terus bertambah seiring dengan peningkatan jumlah warga yang menikah.
Zainal Abidin menjelaskan tercatat di Desa Maleo Jaya terdapat enam orang anak dengan stunting di mana tiga di antaranya merupakan masyarakat adat Kahumamahon. Pada Tahun 2023 wilayah Desa Maleo Jaya ditetapkan pemerintah Kabupaten Banggai sebagai wilayah prioritas untuk percepatan penurunan stunting di Kecamatan Batui Selatan.
Pemerintah, katanya melakukan upaya percepatan penurunan stunting melalui pemberian produk olahan hasil peternakan yang diserahkan kepada anak stunting dan ibu hamil KEK berupa susu ibu hamil, susu anak batita, abon daging sapi, abon telur, madu kemasan dan telur ayam.
Berjarak dua kilometer dari desa induk, masyarakat adat menyatakan sulit mengakses fasilitas kesehatan. Satu-satunya akses penghubung dari dusun ke desa induk kata Zainal Abidin masih berupa jembatan gantung dengan bentangan 130 meter dengan aliran sungai yang cukup deras. Bahkan tercatat beberapa warga dinyatakan meninggal saat mencoba menyeberangi arus sungai saat jembatan gantung belum dibangun.
Di Desa Maleo Jaya hanya terdapat satu pusat kesehatan desa dengan satu tenaga medis. Jika sakit yang diderita warga cukup berat, maka mereka akan dirujuk ke puskesmas yang ada di Desa Gori-gori ibu kota kecamatan yang jaraknya kurang lebih 34 kilometer.
Jika salah satu warga komunitas adat sakit atau membutuhkan layanan kesehatan, maka mereka akan dibawa menggunakan sepeda motor ke poskesdes. Saat jembatan gantung belum dibangun mereka harus ditandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena harus menyeberangi sungai. Saat dirujuk ke puskesmas hingga ke rumah sakit yang ada di ibu kota kabupaten barulah warga diantar menggunakan mobil ambulans.
“Saat ini anak dengan stunting di Desa Maleo Jaya tersisa lima karena satu dari enam anak sudah mencapai berat normal dan kami akan pantau terus tumbuh kembangnya,” ucap kepala desa.