Berdasarkan pendapatnya, penyebab stunting paling besar adalah pola asuh yang salah sehingga dibutuhkan sosialisasi yang masif ke masyarakat sebagai bentuk pencegahan.
Plt. Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng Yudiawati V. Windarrusliana, SKM, M. Kes menyampaikan pihaknya telah berdiskusi dengan para Kepala SMA/SMK Se Sulteng agar para siswa/siswi diberikan pendidikan mengenai stunting.
Kadis Kesehatan Prov.insi Sulteng dr.I Komang Adi Sujendra,Sp.PD menyampaikan di T.A 2022 dinas kesehatan telah memprogramkan penanganan stunting.
Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Prov.insi Sulteng Dra. Sitti Hasbia N.Zaenong,M.Si menuturkan akan meningkatkan koordinasi dengan perangkat daerah terkait Se Sulteng dan Ia berharap dukungan gubernur dan wakil gubernur agar penanganan stunting dapat berjalan baik.
Ketua TP PKK Prov.Sulteng DR. Hj. Vera Rompas Mastura, M. Si mengatakan peran PKK sangat aktif dalam penanganan stunting di Sulawesi Tengah mulai tingkat Provinsi Kabupaten sampai Kelurahan/Desa, diantaranya memberikan informasi atau sosialisasi mengenai usia pernikahan sampai proses melahirkan bayi agar ibu yang sehat dapat menghasilkan bayi yang sehat.
Ia pun menitipkan pesan dari Dirjen Keuangan Kementerian Dalam Negeri agar para perangkat daerah melibatkan PKK disetiap kegiatan, karena PKK adalah penggerak di daerah.
Setelah mendengarkan pemaparan Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sulteng, Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura, optimis angka stunting dan kemiskinan di Sulawesi Tengah dapat diturunkan jika dikerjakan secara kolaborasi.