KABAR LUWUK – Gogo : Panji Tamoreka Disarankan Dalami Anggaran Daerah, Pemuda Banggai Jangan Sampai Ngawur. Panji Tamoreka, anggota DPRD Kabupaten Banggai, mendapat kritik tajam dari Sugianto Adjadar, pemuda yang akrab disapa Gogo.Jum,at 8 Nopember 2024.
Sugianto menyoroti kurangnya pemahaman Panji terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banggai, khususnya dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Menurut Gogo, sebagai anggota legislatif, Panji seharusnya memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konstruksi APBD agar dapat menjalankan tugasnya secara profesional.
Dalam pernyataannya, Gogo menilai bahwa informasi yang disampaikan Panji mengenai dana transfer pusat, yang katanya diperoleh melalui “lobi-lobi,” adalah keliru.
“Tidak ada yang namanya dana transfer pusat diperoleh melalui lobi-lobi. Itu keterangan yang tidak benar,” tegas Gogo.
Ia menekankan bahwa dana transfer dari pusat merupakan hasil bagi kabupaten penghasil migas dan industri lainnya yang pembagiannya sudah diatur oleh peraturan menteri keuangan dan Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD), bukan dari hasil negosiasi.
Gogo juga mengkritik Bupati Amiruddin yang tidak mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama menjabat.
Ia menilai, ketergantungan APBD Banggai yang mencapai Rp3,1 triliun masih didominasi oleh dana pusat.
“Sebagai anggota dewan, seharusnya Panji fokus pada solusi nyata untuk memperbaiki PAD, terutama dengan menciptakan kebijakan yang mendukung pendidikan dan lapangan kerja bagi pemuda Banggai,” lanjutnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Banggai menempati posisi keempat sebagai daerah dengan darurat lapangan pekerjaan di Sulawesi Tengah. Tingginya tingkat pengangguran ini, kata Gogo, memperlihatkan kebutuhan mendesak untuk perhatian lebih pada pendidikan dan ketenagakerjaan.
Di akhir pernyataannya, Gogo berharap Panji, sebagai pemuda yang berpengaruh, bisa lebih bijak dalam mengelola isu-isu penting di Banggai.
“Di tengah kemiskinan dan banyaknya anak putus sekolah, DPRD harusnya fokus mengatasi hal-hal fundamental ini, bukan sekadar retorika,” pungkas Gogo.***