KABAR LUWUK, BANGGAI – Mewakili Bupati Banggai, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah (Setda) Banggai (Asisten III), Drs. Mohammad Kamil, M.Si membuka kegiatan Festival Sastra Banggai (FSB) Ke-6 Tahun 2022 yang digelar Yayasan Babasal Mombasa, Kamis (24/11/22), bertempat di Ruang Terbuka Hijau, Kelurahan Keraton, Kecamatan Luwuk Selatan.
Atas nama Ir. H. Amirudin, MM, Asisten III menyambut baik pelaksanaan festival yang menjadi wahana meningkatkan literasi dan menumbuhkan semangat melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Masyarakat Kabupaten Banggai.

Pelaksanaan FSB, menurut Mohammad Kamil, menawarkan suguhan wisata edukasi yang merupakan kebanggaan Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Banggai.
“Kegiatan ini layak dijadikan event tahunan Kabupaten Banggai,” jelas dia mengapresiasi.
FSB, lanjut dia, jangan hanya menjadi perayaan seremonial saja, tetapi selalu menjadi kegiatan kemanusiaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan generasi muda di Daerah Banggai bersaudara.
“Saya harap, Komunitas Babasal Mombasa dapat bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam memajukan budaya, khususnya sastra tutur asli daerah ini,” pintanya mewakili Bupati Banggai.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Suluttenggo, Apolos Marisan mengungkapkan bahwa Indonesia harus menjadi adidaya kebudayaan dunia lewat diplomatik kebudayaan yang selalu unggul dibandingkan negara yang lain.
Lewat Dana Abadi Kebudayaan, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, memberikan kesempatan kepada kelompok dan komunitas yang ada di Indonesia untuk turut mendukung pemajuan kebudayaan dengan program-program kreatif seperti yang dilakukan Babasal Mombasa dengan FSB-nya.
Menjelaskan perihal kegiatan Direktur FSB, Ama Achmad menyebutkan, FSB adalah ruang pertukaran gagasan dan ruang belajar yang terbuka bagi semua orang.
FSB tahun ini, lebih lanjut kata Ama, menarik filosofi Montolutusan dalam cakupan sandang, pangan, dan papan untuk kekinian dan masa depan.
“Montolutusan merupakan identitas budaya, jati diri komunal, dan personal masyarakat di Banggai bersaudara,” katanya. ( DKISP Banggai )***