KABAR LUWUK, PALU – Pelaksanaan festival Lembah Lore bertajuk “Merajut Tradisi melestarikan alam” rencananya akan digelar pada tanggal 20 September 2019 dengan lokasi kegiatan di Lembah Napu Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan selama tiga hari ini merupakan kegiatan yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh masyarakat sekitar Lembah Lore.
Pada festival itu nantinya akan digelar sejumlah rangkaian kegiatan berupa pameran produk komunitas, diskusi bersama, mozaik tanaman obat dan pagan tradisional Lariang, pertunjukan seni, eksebisi foto Lembah Lore, pertunjukan musik serta trip wisata.
Nara hubung festival Lembah Lore, Mochammad Subarkah kepada media ini mengatakan, festival itu bertujuan menjadi jalan bagi penghidupan dan community enterprises yang berkelanjutan untuk dilihat dan dihargai oleh masyarakat luas guna mendukung ekonomi lokal sambil menjaga ekosistemnya. Menurut Subarkah, ada tiga tujuan khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan itu, yakni menciptakan ruang bagi berbagai produk lokal yang berkelanjutan, mempromosikan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan guna mendukung produk dan mata pencaharian masyarakat serta terakhir mendorong munculnya kebijakan yang akan mendukung atau memberikan insentif yang lebih besar untuk produk lokal berkelanjutan.
Hasil yang ingin diharapkan katanya, sektor kewirausahaan komunitas akan membentuk jaringan pasar yang lebih luas. Terciptanya pengembangan mekanisme pemasaran produk lokal yang berkelanjutan serta mempererat kohesi sosial komunitas pada lansekap Lariang.
“Kita targetkan seribu orang berpartisipasi dalam acara tersebut, yang tentunya bisa secara efektif mendukung produk lokal yang berkelanjutan,” katanya pada acara konferensi pers di salah satu hotel yang ada di Kota Palu.
Subarkah juga menambahkan festival Lembah Lore dibagun dri kesadaran akan pentingnya ruang bersama dalam mempertemukan produsen, konsumen dan para pendukung lainnya dalam berinteraksi dan berkolaborasi pada mempromosikan konsumsi dan pola produksi produk-produk berkelanjutan di Sulawesi Tengah.
Secara rinci Subarkah mengatakan, pada festival itu ada sejumlah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Untuk pameran produk komunitas akan menghadirkan lebih dari 50 kelompok masyarakat yang akan menyajikan produk pangan, sandang, serta kerajinan yang mengedepankan nilai-nilai adat yang lestari. Pada kegiatan ini akan juga disajikan mozaik tanaman obat tradisional berupa tampilan serangkaian bahan baku obat dari tanaman yang biasanya digunakan masyarakat.
“Untuk jenis kegiatan dalam rangkaian festival ini ada banyak seperti sudah saya jelaskan tadi, bagi pengunjung juga akan ada trip wisata dimana pengunjung akan kita manjakan dengan keindahan Lembah Lorebaik keindahan alam maupun faunanya,” tambah Subarkah.
Subarkah menekankan kegiatan festival ini bukanlah sebuah perayaan namun sebuah terobosan bagi community enterprises yang berkelanjutan. Festival ini tambahnya adalah katalisator untuk mendukung penjualan berkelanjutan terhadap produk lokal dari para pengambil keputusan dan konsumen. (IKB)