KABAR OPINI

Demokrasi bobrok, Gen Z butuh Islam

793
×

Demokrasi bobrok, Gen Z butuh Islam

Sebarkan artikel ini

Ada pandangan bahwa di Indonesia ada fenomena kemunduran demokrasi (Democratic Backsliding). 

Oleh karena itu muncul harapan agar kaum muda, khususnya mahasiswa bisa menjadi agen perubahan demokrasi. 

Hal ini dapat terwujud dengan adanya reformasi di tubuh partai politik dengan adanya perubahan pola rekrutmen, kaderisasi dan distribusi kader dari kalangan pemuda. 

Akan tetapi, pandangan ini menyesatkan, karena  realitanya Politik demokrasi tidak berkorelasi dengan perbaikan kehidupan masyarakat.

Realitas ini yang membentuk para pemuda malas berpolitik dalam bingkai demokrasi, meskipun mereka tidak memahami kesalahan demokrasi secara konseptual. 

Pragmatisme berpikir jugalah yang membetuk generasi muda menjauh dari politik demokrasi. Sehingga menganggap kerusakan yang terjadi adalah sebab dari kemunduran demokrasi.

Padahal berbagai kerusakan yang diindera pemuda, sejatinya itu bukanlah kemunduran demokrasi. 

Lebih tepatnya disebut demokrasi sebagai sebuah sistem yang merusak, sehingga demokrasi memang layak ditinggalkan oleh para pemuda.

Jika mengharapkan sistem yang lebih baik, maka para pemuda harus berpartisipasi dalam perubahan politik Indonesia. 

Dan untuk itu, pemuda membutuhkan peran partai politik untuk membimbing mereka memahami politik yang benar, yang akan membawa perubahan politik. Dan menjadikannya agen perubahan (agent of change).

Dan sebagai Negara dengan mayoritas  muslim, pentingnya pemuda muslim memahami politik Islam, yang akan membawa perubahan politik menuju sistem Islam, bukan mempertahankan demokrasi yang telah terbukti problematik. 

Jadi sudah semestinya pemuda harus bergabung dengan parpol sahih utk memperbaiki kehidupan masyarakat dan Negara. 

Mewujudkan tatanan dunia baru yg berbeda dengan model politik demokrasi yang jelas telah gagal sejak lama.

Lalu bagaimana kriteria parpol sahih yang harus dipahami pemuda?

Yang pertama, memiliki ideologi sahih (Islam) sekaligus menjadi ikatan yang menghimpun para anggotanya, ikatan ini yang akan kuat bertahan karena bukan berdasarkan kepentingan. 

Kedua, memiliki konseptual politik yang dipilih untuk menjalankan perubahan dengan mengadopsi fikrah politik yang benar. 

Ketiga, memiliki metode atau langkah-langkah perubahan yang relevan dengan problem sistem, yaitu metode perubahan yang telah teruji. 

Dan yang keempat, memiliki para anggota yang memiliki kesadaran yang benar bukan sekedar karena ketokohan, kepakaran, jabatan.

Dan ini tidak dimiliki oleh partai-partai sekuler manapun, pada faktanya partai-partai sekuler saat ini memanfaatkan generasi muda demi melanggengkan politik kepentingan mereka. 

Apa yang mereka butuhkan jika bukan suara rakyat? Terutama generasi Z yang mendominasi saat ini?

Juga, tanggung jawab dalam mengadakan Pendidikan politik seperti ini adalah tanggung jawab negara. 

Sebagaimana dalam pemerintahan Islam, Negaralah yang harus membangun kesadaran politik Islam kepada para pemuda/Gen Z, karena politik dalam Islam tujuannya adalah meriayah umat (memelihara umat/mengurusi umat) dan ini merupakan satu kebutuhan bagi umat Islam termasuk di dalamnya Gen Z yang wajib berpolitik sesuai dengan tuntunan Islam.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *