KABAR LUWUK – BEM Faperta Unismuh Ubah Mangrove Jadi Teh Herbal dan Permen Jelly. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk menggelar program Pemberdayaan Potensi Kreatif (PPK) Ormawa dengan melatih masyarakat mengolah mangrove menjadi produk bernilai tinggi.
Bertempat di Desa Bantayan, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, kegiatan ini melibatkan ibu rumah tangga dan warga sekitar dalam pelatihan pembuatan teh herbal dari daun serta kulit batang mangrove jenis sonneratia, serta permen jelly dari buah pedada. Program ini dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2024.
Ramadhani Chaniago, STP., MP., sebagai Dosen Pembimbing Lapangan PPK Ormawa, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan memanfaatkan potensi lokal yang ada di desa berbasis mangrove untuk dijadikan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Teh herbal dibuat dari daun dan kulit batang mangrove jenis sonneratia atau pedada. Selain itu, kami juga melanjutkan dengan pelatihan pembuatan permen jelly dari buah pedada,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, narasumber utama adalah Darni Lamusu, S.TP., MP., yang merupakan dosen Program Studi Agroteknologi Faperta Unismuh Luwuk.
Ia memberikan panduan teknis dan pengetahuan seputar proses pembuatan kedua produk tersebut, serta memberikan wawasan tentang potensi komersial yang dapat dihasilkan.
Ramadhani juga menambahkan bahwa hasil pelatihan ini akan dipamerkan dalam Expo Kreativitas Mahasiswa yang akan diadakan pada 24 Agustus 2024, bertempat di Kecamatan Balantak Selatan.
Expo tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 36 Unismuh Luwuk, yang juga akan melibatkan UMKM setempat.
“Dengan kegiatan ini, kami berharap mampu mempromosikan hasil kreativitas mahasiswa sekaligus mengangkat potensi lokal desa yang berbasis mangrove.
Kami juga ingin mendorong UMKM setempat untuk terus berinovasi dalam memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka,” tutup Ramadhani.
Program PPK Ormawa ini tidak hanya menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan masyarakat, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam memanfaatkan potensi lingkungan sekitar secara berkelanjutan, sekaligus membangkitkan ekonomi lokal melalui produk berbasis mangrove yang ramah lingkungan.***