KABAR LUWUK, PALU – Peringatan Hari Keluarga Nasional menjadi sangat penting dan strategis, mengingat peran keluarga sebagai pilar utama dalam pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera. Tahun 2021 ini merupakan Hari Keluarga Nasional XXVIII, yang memiliki semangat untuk meraih Indonesia emas tahun 2045.
Dalam rangka Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) XXVIII Tahun 2021, BKKBN Perwakilan Sulteng, menyelenggarakan Upacara Bendera yang diikuti oleh seluruh pimpinan dan pegawai BKKBN dan instansi terkaitĀ dihalaman kantor BKKBN Perwakilan Sulteng, Selasa (29/06).

Pj Sekprov Sulteng, Mulyono dalam Pidatonya saat menjadi Irup mewakili Gubernur Rusdy Mastura, mengatakan, untuk mewujudkan keluarga berkualitas, maka peringatan hari keluarga nasional ke-28 tahun ini mengangkat tema *”Keluarga Keren, Cegah Stunting”*, dengan tujuan antara lain:
mensinergikan gerak dan langkah keluarga indonesia mencegah stunting;
meningkatkan peran stakeholder, tokoh masyarakat dan keluarga dalam membangun keluarga;
meningkatkan kinerja pengelola dan petugas bangga kencana dalam meningkatkan hasil-hasil program bangga kencana di sulawesi tengah;
meningkatkan kepedulian keluarga indonesia di sulawesi tengah dalam pencegahan stunting.Kata Gubernur melalui sambutan tertulisnya.
Gubernur juga mengatakan, hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018, menunjukkan jumlah penderita stunting di sulawesi tengah mencapai 32,2% dan wasting mencapai 12,2%. sehingga sulawesi tengah masih tergolong dalam 10 besar provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi.
sementara data dinas kesehatan provinsi sulawesi tengah tahun 2019, menunjukkan bahwa dari 136.761 (seratus tiga puluh enam ribu, tujuh ratus enam puluh satu) bayi di bawah lima tahun (balita) ditemukan sebanyak 29.208 (dua puluh sembilan ribu, dua ratus delapan) menderita stunting atau 21,4% dari total balita. angka ini masih tebilang tinggi sehingga diperlukan penanganan serius dan kolaborasi semua pihak untuk menurunkannya.lanjut Gubernur
untuk mencegah stunting maka diperlukan penanganan penyebab masalah gizi yang langsung maupun tidak langsung. penyebab langsung antara lain mencakup masalah kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi. sementara, penyebab tidak langsung antara lain mencakup ketahanan pangan; lingkungan sosial; lingkungan kesehatan; dan lingkungan permukiman; keempat faktor tidak langsung tersebut, turut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak.
Gubernur berharap; program bangga kencana (pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana) yang diusung oleh bkkbn, semoga dapat dilaksanakan dengan utuh dan menjangkau seluruh keluarga indonesia, termasuk keluarga-keluarga di sulawesi tengah yang mesti di-intervensi oleh program bangga kencana.**Im