Sementara Prof. DR. KH. Zaenal Abidin, M,Ag dalam paparannya mengatakan bahwa keharmonisan bisa tumbuh baik kalau semua saling menghormati dan adanya keserasian serta pelunya mengedepankan persamaan antar umat beragama, “ atau yang disebut dengan Evangelische Mission In Solidaritat ( EMS) bersinergi untuk meningkatkan harmonisasi umat beragama “ harmonisasi umat beragama sulit dicapai bila yang ditonjolkan ada perbedaan. Ucapnya.
Selain itu Prof Zaenal juga mengatakan dalam contoh yang diambil yakni ibarat jenis musik walaupun berbeda ada drum, ada gitar dan ada piano tetapi dimainkan dengan irama yang sama walaupun berbeda alat musiknya dan mendengarkannya menjadi begitu harmoni sehingga beginilah gambaran walaupun berbeda agama ada kristen, Budha dan Katolik dan Islam berbeda beda semua tetapi kalau bisa hidup harmoni ditengah perbedaan dengan tetap satu irama.
Sehingga perpecahan terjadi kata Prof Zaenal kalau ada satu saja yang tidak mengikuti irama yang sama maka keharmonisan itu akan hilang dan yang dihasilkan hanya kebisingan menggangu pendengaran. Ungkapnya.
Dan kehidupan beragama akan terwujud , jika keragaman dalam keberagamaan dapat diikat dalam satu irama yang sama, walaupun kita beragama dalam kehidupan keberagamaan kita dan kita bisa hidup bersama ada ikatan irama yang sama, sehingga penganut agama berjalan seiring satu sama yang lain tanpa harus menghilangkan identitas keyakinannya dan ini sangat penting. Ujar Prof. Zaenal Abidin.
Kebajikan yang diajarkan oleh semua agama khususnya terkait hubungan sosial dan antar sesama manusia pada hakekatnya sama, yakni kebajikan yang diajarkan oleh masing masing agama misalnya “Kejujuran” dan semua agama mengajarkan kejujuran dan tidak ada satu agama yang tidak mengajarkan kejujuran dan Cuma oknum saja yang biasanya tidak jujur tetapi semua agama mengajarkan itu.
Olehnya itu saling menghargai bahkan saya berkesimpulan sementara bahwa semua ajaran agama yang ada di Indonesia yakni 5 agama lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya, sehingga ajaran ini lebih banyak persamaannya dibandingkan perbedaanya, Cuma persoalannya kenapa kita tidak seirama karena kita lebih menonjolkan perbedaan daripada menojolkan persamaan. Tutup Prof. Dr. KH. Zaenal Abidin, M,Ag ( Rois Syuriah PBNU ).