BanggaiKABAR DAERAH

Pemanfaatan Gas Terintegrasi PLTMG Luwuk Ciptakan Keandalan Energi Listrik di Banggai

49
×

Pemanfaatan Gas Terintegrasi PLTMG Luwuk Ciptakan Keandalan Energi Listrik di Banggai

Sebarkan artikel ini

Penulis : Irwan K Basir (Pemimpin Redaksi kabarluwuk.com)

KABAR LUWUK – Listrik saat ini merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan masyarakat modern, hampir semua aspek kehidupan bergantung pada ketersediaan listrik, mulai dari penerangan, operasional peralatan rumah tangga, hingga kegiatan industri dan bisnis.

Energi listrik dapat dihasilkan melalui beragam sumber daya daya alam dan teknologi baik sumber tak terbarukan seperti batu bara, gas alam, dan minyak bumi, serta sumber terbarukan seperti air, matahari, angin, dan panas bumi, dan juga melalui energi nuklir. Sumber-sumber ini diubah menjadi energi listrik di pusat pembangkit listrik untuk kemudian didistribusikan ke masyarakat.

Khusus di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah energi listrik dihasilkan dari beberapa sumber daya tak terbarukan dan terbarukan termasuk energi listrik ramah lingkungan. Untuk sumber daya tak terbarukan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Luwuk mengoperasikan 46 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menghasilkan listrik dengan beban puncak sebesar 36,175 Mega Watt.

General Manager PLN UIP Sulawesi Wisnu Kuntjoro Adi Meninjau PLTMG Luwuk

Untuk sumber listrik dengan sumber daya terbarukan PLN UP3 Luwuk sejak tahun 1987 telah memanfaatkan air melalui Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMh) dengan sistem pembangkit listrik tenaga pikohidro. Meliputi PLTMh Kalumpang, PLTMh Hanga-Hanga, PLTMh Lambangan dan PLTMh Hanga-Hanga II yang menghasilkan listrik dengan beban puncak sebesar 18 MW.

Secara total PLN UP3 Luwuk mencatat beban puncak listrik di Banggai menyentuh angka 36 MW sehingga di atas kertas masih ada surplus sebesar 18 MW. Namun pada kenyataannya listrik di Banggai sering terjadi pemadaman pasokan listrik terjadwal diakibatkan perawatan sejumlah mesin PLTD yang sebagian besar sudah uzur.

Penemuan Cadangan GAS di Banggai

Upaya ekspolrasi Migas yang dilaksanakan Pertamina EP sejak tahun 2018 melalui production sharing contract antara perusahaan PT. Pertamina Hulu Energi dengan PT Medco E&P Tomori Sulawesi atau lebih dikenal Joint Operating Body (JOB) antara Pertamina – Medco E&P (JOB Tomori) juga Pertamina EP Donggi Matindok Field di wilayah Kabupaten Banggai membuahkan hasil.

Cadangan Gas di Kabupaten Banggai yang ditemukan pada saat itu jumlahnya mencapai empat triliun kaki kubik. Ladang gas alam yang ditemukan ini memeliki kapasitas produksi 12 juta kaki kubik per hari dengan hasil tambahan kondesat sebesar 20 barel perjuta standar kaki kubik gas di Ladang Senoro.

Saat ini tercatat produksi gas JOB Tomori mencapai rata-rata 332 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari Lapangan Senoro, dan telah mencatatkan produksi gas kumulatif lebih dari 1 TSCF per April 2024. Gas ini disalurkan ke PT Donggi Senoro LNG, PT Panca Amara Utama (PAU), dan PLN untuk memenuhi kebutuhan energi dan industri.

Sementara produksi gas PT Pertamina EP Donggi Matindok Field (DMF) saat ini memiliki kapasitas terpasang mencapai 125 MMSCFD, dengan kapasitas produksi lapangan Donggi sebesar 60 MMSCFD dan lapangan Matindok sebesar 65 MMSCFD.

Penemuan cadangan gas di wilayah Kabupaten Banggai ini kemudian merevolusi sejumlah bidang diantranya meningkatnya infrastukur dan tumbuhnya industri yang berefek pada meningkatnya perekonomian masyarakat.

Terbaru tepatnya tahun 2024, Pertamina EP (sekarang Pertamina Hulu Energi/PHE) melalui Pertamina EP Donggi Matindok Field menemukan titik baru sumur gas alam di Kabupaten Banggai. Upaya eksplorasi pengeboran sumur Struktur Tedong-001 memvalidasi cadangan gas sebesar 875,47 miliar kaki kubik gas (BCFG). Temuan ini diyakini bakal meningkatkan kapasitas produksi gas nasional serta mendukung ketahanan energi Indonesia.

Revolusi Energi Listrik di Banggai

Penemuan cadangan gas serta pasokan yang konsisten oleh Pertamina EP membuat PT.PLN melirik untuk memanfaatkan sumber energi bersih ini sebagai energi pembangkit listik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kabupaten Banggai.

Pada tahun 2018 PT. PLN (Persero) melalui konsorsium yang terdiri dari PT. Barata Indonesia, PT. Dalle Engineering Construction, dan PT. Mitra Energi Batam mulai membangun PLTMG di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai. Tidak tanggung-tanggung, proyek yang menjadi salah satu proyek strategis nasional ini nilai investasinya mencapai angka sekitar Rp521 Miliar.

PLTMG yang dibangun PT.PLN itu berpakasitas 40 megawatt (MW) dengan beban puncak sebesar 36 MW. Daya sebesar itu dihasilkan oleh lima unit mesin Rolls-Royce yang menggunakan gas alam (natural gas) sebagai bahan bakarnya. Gas alam ini dipasok oleh  Pertamina EP DMF dan JOB Tomori sebesar 5 BBTUD (Billion British Thermal Units per Day).

Relation Section Head JOB Tomori Andi Basuki menyebutkan, pasokan gas kepada PLN diatur melalui Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang ditandatangani antara PT PLN (Persero) selaku pembeli dan para Penjual, yaitu PT Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi, PT Medco E&P Tomori Sulawesi, dan Tomori E&P Limited. Dalam pelaksanaan operasionalnya, para penjual menunjuk JOB Tomori sebagai wakil penjual untuk mengelola pabrik gas dan fasilitas metering KKKS Senoro-Toili.

“Volume pasokan gas harian yang dialokasikan khusus untuk PLTMG Luwuk adalah sebesar 5 BBTUD , jangka waktu suplai gas kepada PLN sebagaimana dalam PJBG berlaku hingga 3 Desember 2027 dan terus dapat diperpanjang,” kata Andi.

Distribusi gas ke PLTMG itu menggunakan stasiun alat ukur penyerahan gas yang dikelola oleh JOB Tomori. Seluruh parameter operasional, termasuk volume, tekanan, dan kualitas gas, dimonitor secara real-time melalui sistem pemantauan daring (online monitoring system) di Stasiun Pengukur Gas PLTMG, sehingga aspek keamanan dan kontinuitas pasokan dapat terjaga secara optimal.

Tantangan terbesar dalam menjaga kontinuitas pasokan gas dari Lapangan Senoro ke PLTMG kata Andi Basuki yakni memastikan kondisi subsurface/ sumur WK Senoro-Toili dengan melakukan monitor setiap harinya untuk dapat menjaga kontinuitas pasokan gas sesuai dengan PJBG kepada PLN. Selain itu dilakukan juga koordinasi pasokan dengan WK lain di wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Wilayah Kerja PEP Donggi Matindok Field (WK DMF), yang memiliki lokasi penyaluran lebih dekat ke PLTMG Luwuk.

“Untuk mengoptimalkan distribusi, diterapkan skema swap gas antara WK Senoro-Toili dan WK DMF, dengan kewajiban memastikan setiap volume gas yang disalurkan sesuai jumlah dan spesifikasi yang ditetapkan dalam PJBG dengan PLN,” tambahnya.

Pasokan gas ini resmi beroperasi setelah peresmian Stasiun Pengukuran Gas pada Februari 2024, yang mendukung PLTMG 40 MW untuk menerangi 30.000 rumah dan meningkatkan ketahanan energi di wilayah Banggai. Nantinya PLTMG) berkapasitas 40 megawatt (MW) bakal terintegrasi dengan jaringan transmisi 150 kilovolt (kV), yang siap menopang pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

General Manager PLN UIP Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, menjelaskan bahwa PLTMG Luwuk dibangun untuk menggantikan sebagian besar peran Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sebelumnya menjadi sumber utama listrik di Banggai.Integrasi dilakukan melalui koneksi ke jaringan transmisi dan distribusi setempat dengan sistem proteksi dan pengaturan beban yang terkoordinasi di pusat pengatur beban wilayah.

Proses ini katanya, memastikan sinkronisasi frekuensi, tegangan, serta pembagian beban secara optimal, sehingga suplai listrik di Banggai menjadi lebih stabil dan andal. Dengan kapasitas 40 MW, PLTMG Luwuk mampu memenuhi kebutuhan listrik Kabupaten Banggai secara penuh, bahkan menyediakan cadangan daya (reserve margin) yang cukup.

“Dampak langsungnya adalah berkurangnya ketergantungan pada PLTD, di mana sebagian unit PLTD dihentikan operasinya dan sisanya hanya difungsikan sebagai cadangan darurat. Hal ini memperkuat keandalan sistem dan menjaga kontinuitas suplai listrik,” jelas Wisnu.

Jaringan Terintegrasi Pasokan Gas Pertamina ke Sistem Kelistrikan Sulbagsel

Pasokan gas yang disalurkan oleh penjual yang diwakili oleh JOB Tomori kepada PLN melalui jaringan pipa gas yang langsung terintegrasi ke mesin PLTMG Luwuk ini secara otomatis meningkatkan pasokan daya listrik di Kabupaten Banggai. Bahkan rencananya PLN bakal melakukan penambahan jaringan transmisi untuk menghubungkan jaringan kelistrikan Banggai ke sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).

Sistem kelistrikan Sulbagsel ini meliputi wilayah di Sulawesi Selatan dan daerah-daerah di sekitarnya yang akan terhubung, termasuk Kabupaten Banggai di Sulawesi Tengah. Seiring dengan beroperasinya PLTMG Luwuk dan Gardu Induk (GI) 150 kV di daerah tersebut maka sistem kelistrikan Kabupaten Banggai akan terhubung ke sistem Sulbagsel. Hal ini menandakan adanya perluasan jangkauan sistem ini.

General Manager Job Tomori, Benny Sidiq menyampaikan kebutuhan gas untuk PLTMG ini disuplay oleh Job Tomori dan ini merupakan proyek strategi nasional yang berada di Sulawesi Tengah.

Dengan adanya pasokan gas terintegrasi ini diharapkan PLTMG 40MW Luwuk dan Stasiun Pengukuran Gas ini dapat memberikan manfaat yang maksimum bagi masyarakat dan bangsa Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten Banggai,.

Beberapa peran strategis dari pembangkit ini antara lain, memanfaatkan Sumber Daya Alam Gas Kabupaten Banggai untuk keperluan masyarakat Banggai dan Sulawesi melalui listrik,” ucap Direktur Utama PT. PLN Enjinering, Chairani Rahmatullah saat menyampaikan laporan dari proyek tersebut.

Perluasan sistem ini katanya, didukung oleh infrastruktur baru seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk dan Gardu Induk (GI) 150 kV, yang memungkinkan pasokan listrik untuk Banggai terintegrasi ke dalam jaringan Sulbagsel.

PLN saat ini sedang merencanakan pembangunan jaringan transmisi 150 kV untuk mengintegrasikan sistem kelistrikan Luwuk dengan sistem Sulawesi Bagian Selatan. Rencana tersebut mencakup pembangunan empat ruas transmisi meliputi 150 kV Poso – Ampana, 150 kV Ampana – Bunta, 150 kV Bunta – Luwuk dan 150 kV Toili – Ampana. Proyek ini akan memungkinkan aliran daya dua arah, meningkatkan cadangan daya regional, serta memperkuat keandalan pasokan listrik di Sulawesi Tengah.

Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka, secara resmi meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk 40 MW ini pada tanggal 6 Februari 2024. Peresmian ini menandai penguatan pasokan listrik di wilayah Kabupaten Banggai dan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

“Alhamdulillah ini merupakan kebanggaan untuk kita semua masyarakat Kabupaten Banggai karena langkah maju yang telah dilakukan oleh PLN selaku kontraktor Enjinering, Banggai kini memiliki PLTMG yang diharapkan dapat menjadikan Banggai terang,” tutur Bupati Amirudin.

Keberhasilan proyek ini adalah hasil sinergi multipihak, JOB Pertamina dan Medco E&P Tomori sebagai pemasok gas, PLN sebagai pengembang infrastruktur, pemerintah daerah sebagai pengatur kebijakan, masyarakat yang mendukung, pelaku usaha yang memanfaatkan, serta pengawasan dari kelompok lingkungan. Integrasi dari hulu hingga hilir inilah yang menjadikan PLTMG Luwuk bukan sekadar proyek kelistrikan, melainkan sebuah ekosistem energi yang kokoh dan berkelanjutan.

Manfaat Ganda PLTMG Dari Aspek Ekonomi dan Lingkungan

Pemanfaatan gas sebagai bahan bakar utama di PLTMG Luwuk memberikan efisiensi operasional yang signifikan dibandingkan pembangkit berbahan bakar minyak (BBM). PLN UP3 Luwuk mencatat terjadinya peningkatan penjualan listrik sebesar 5,7% (year on year, per Juni) karena minimnya pemadaman.

Selain itu terjadinya penurunan beban usaha sebesar 25,5% akibat berkurangnya operasional PLTD termasuk penghematan penggunaan BBM dan pelumas hingga 32,1%. Hasilnya penurunan Biaya Pokok Produksi (BPP) sebesar 29,5%. Efisiensi ini tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga memperbaiki keandalan dan kualitas layanan listrik di Banggai

Geliat perdagangan di Pasar Simpong berjalan hingga malam karena pasokan listrik yang konsisten

Keberadaan PLTMG Luwuk dengan kapasitas 40 MW nantinya mampu memenuhi kebutuhan listrik Kabupaten Banggai secara penuh, Bahkan dapat menyediakan cadangan daya yang memadai. Kelistrikan memanfaatkan gas alam melalui PLTMG juga berdampak pada berkurangnya ketergantungan pada PLTD. Bahkan rencananya sebagian unit PLTD dihentikan operasinya dan sisanya difungsikan sebagai cadangan darurat.

Listrik dari PLTMG ini nantinya bisa mengaliri listrik ke 30.000 rumah tangga serta menopang industri 30 MW di Banggai dan sekitarnya. Secara ekonomi jelas akan tumbuh industri rumah tangga baru serta industri besar lainnya di daerah ini,

Pada aspek lingkungan dengan rencana pengurangan operasional PLTD terjadi penghematan Rp 235 miliar per tahun melalui program dedieselisasi. Efek pemanfaatan PLTMG juga dapat mengurangi emisi karbon hingga 75.000 ton CO₂ per tahun setelah PLTD nanti tidak beroperasdi lagi.

Sebelum Pemanfaatan PLTMG, PLN UP3 Luwuk mengoperasikan 46 PLTD yang menghasilkan emisi karbon 150.000 ton CO₂ per tahun hasil pembakaran BBM solar sebesar 10 juta liter. Namun belakangan setelah adanya PLTMG tercatat adanya pengurangan BBM Solar hampir separuh, hal ini tentu saja mengurasi emisi karbon. Harapannya pada 2026 mesin PLTD hanya difungsikan sebagai cadangan.

Sejumlah pengusaha wahana permainan anak memanfaatkan sumber energi listrik PLTMG Luwuk

PLTMG Luwuk 40 MW bukan hanya menambah kapasitas listrik, tetapi juga menandai transformasi PLN menuju energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Proyek ini memperkuat sistem kelistrikan Sulawesi Tengah sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pasokan energi yang andal.

Bupati Banggai, Amirudin, menegaskan bahwa keberadaan PLTMG Luwuk adalah tonggak bersejarah bagi daerah. Dengan adanya PLTMG ini Banggai tidak lagi kekurangan listrik, bahkan dengan pasokan listrik yang stabil investor tidak ragu menanamkan modal di Banggai. Ini bukan hanya soal energi, tapi tentang masa depan ekonomi daerah ucap bupati.

“Meski gas masih tergolong energi fosil, jejak emisinya jauh lebih rendah dibanding batubara dan minyak, sehingga menjadi energi transisi yang penting menuju pemanfaatan energi terbarukan, Adanya PLTMG ini sudah pasti investor akan berdatangan karena ketersediaan pasokan listrik merupakan salah satu indikatornya,” ucap bupati.

Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk berkapasitas 40 MW dan sistem kelistrikan 150 kV yang dibangun oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Tengah membawa dampak signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Banggai.

Bupati Banggaimenyatakan bahwa target pendapatan daerah tahun 2024 sebesar Rp2 triliun telah tercapai bahkan naik tajam dari capaian tahun 2023 yang hanya Rp800 miliar. Swasembada Energi di Kabupaten Banggai katanya berimplikasi pada pendapatan daerah meningkat berkat operasional PLTMG Luwuk dan Sistem 150 kV.

“Saya mengapresiasi PLN yang telah membangun PLTMG 40 MW dan sistem 150 kV pertama di Banggai. Berkat pengoperasian ini, pendapatan daerah melonjak signifikan. Per Mei 2025, realisasinya telah mencapai Rp700 miliar,” ujar Amirudin dalam konferensi pers bersama PLN di Kantor Bupati Banggai.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa keandalan sistem kelistrikan kini meningkat secara signifikan. Dengan pengoperasian PLTMG ini, cadangan daya naik dari 30 MW menjadi 70 MW, sementara beban puncak baru mencapai 30 MW. Artinya, masih ada kapasitas cukup besar bagi para investor yang ingin masuk ke Kabupaten Banggai.

Bupati Banggai bahkan menekankan kesiapan pemerintah daerah dalam memfasilitasi kebutuhan daya besar bagi investor, dengan dukungan penuh dari PLN, termasuk optimalisasi potensi gas alam lokal.

“Jika diperlukan tambahan daya besar, saya siap minta PLN untuk menambah kapasitas, karena ini bagian dari visi ketahanan energi nasional yang mengutamakan pemanfaatan energi lokal,” tambahnya.

Amirudin Tamoreka mengapresiasi upaya PLN yang telah mewujudkan pembangunan PLMTG Luwuk 40 MW hingga kini sukses beroperasi. Menurutnya, dengan hadirnya pembangkit tersebut semakin meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Banggai.

“Saya mewakili masyarakat Kabupaten Banggai sangat bersyukur dan juga mengucapkan terima kasih kepada PLN karena terus berupaya meningkatkan sistem kelistrikan dengan membangun pembangkit berkapasitas 40 MW yang berbahan bakar gas alam. Kini Kabupaten Banggai akan semakin terang,” ucapnya.

Rahman Syafrudin, pemilik pabrik pengolahan perikanan di Luwuk, mengaku produksi kini berjalan tanpa gangguan akibat pemadaman.

“Dulu kami harus menyalakan genset hampir setiap minggu. Sekarang mesin bisa beroperasi penuh, biaya operasional turun, dan kapasitas produksi meningkat hampir 20%,” katanya.

Kendati demikian, Sekretaris aktifis lingkungan Gabungan Aktivis Mantailobo (GAM) Moh Akli Suong mengatakan, dari sudut pandang lingkungan, penggunaan gas alam tetap perlu diawasi. Katanya transisi energi tidak boleh berhenti di gas alam saja namun harus terus dikembangkan pada energi baru terbarukan.

“Gas memang lebih bersih dibanding batubara atau diesel, tapi ini tetap energi fosil. Pemerintah daerah dan PLN harus memastikan bahwa infrastruktur ini juga disiapkan untuk integrasi energi  baru terbarukan di masa depan, seperti tenaga surya dan hidro. Selain itu, dampak lingkungan dari eksplorasi gas di hulu juga harus diperhatikan, agar tidak merusak ekosistem laut dan darat di Banggai,” ujarnya.

Di balik deru mesin PLTMG Luwuk yang terus berputar, ada denyut kehidupan baru di Banggai, anak-anak belajar dengan lampu terang tanpa takut mati listrik, nelayan menyimpan hasil tangkapannya lebih lama berkat cold storage yang selalu menyala, dan pelaku usaha kecil berani bermimpi lebih besar. Listrik bukan hanya kilowatt dan megawatt, melainkan cahaya harapan yang menuntun langkah sebuah daerah menuju masa depan yang lebih cerah.

Disklaimer : Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba PLN Journalist Awards 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *